Jumat, 12 Februari 2016

Sajak-Sajak Dunia 2

1.BAJINGKU

Lihatlah betapa bajing mencari makan

Di pohon kelapa. Ia naik, ia turun, ia mengeracak kiri
dan kanan
Ia berlari (mengitari pohon), melompat, jatuh,
Memanjat dan jatuh lagi
Sayap ia tak punya namun ia cerdas seperti burung.

Selamatlah bajingku, selamatlah

Pasti kau menemukan makan yang kau cari, .......
Tapi aku seorang diri duduk di hutan jati
Menunggu makanan bagi hatiku.
Sudah lama bajingku kenyang
Sudah lama ia kembali ke sarang
Tapi masih juga jiwaku
Dan hatiku sangat berduka cita.......Adinda!

Lihatlah nun rama-rama keliling mengepak sayap

Sayapnya berkilau laksana kembang aneka warna
Hatinya cinta berahikan bunga kenari
Pastilah ia mencari, mencari kekasih yang harum
Wangi.
Selamatlah ramaku, selamatlah
Pastilah kau menemu apa dicari
Tapi aku duduk seorang diri di hutan jati
Menunggu kekasih idaman hati
Sudah lama rama-rama mengecup
Kembang kenari yang sangat ia cintai
Tapi masih jiwaku
Dan hatiku alangkah berduka cita........Adinda!
Lihatlah betapa matahari bersinar nun di atas
Jauh di atas bukit Waringi
Terlalu panas ia merasa dan ingin turun ke bumi
Tidur di dasar laut seperti rangkulan seorang suami
Selamatlah o matahari selamatlah
Pasti kau menemu apa dicari
Tapi aku seorang diri di hutan jati
Menunggu hatiku menjadi tenang.
Sudah lama menanti matahari turun
Dan tidur di dalam laut, jika segala telah kelam
Tapi masih jiwaku
Dan hatiku alangkah berduka cita......Adinda

Jika tiada lagi rama-rama terbang keliling mengepak

Sayap
Jika bintang tiada lagi berkilauan
Jika melati tiada lagi harum baunya
Jika tiada lagi hati berduka
Tiada lagi binatang liar di dalam hutan
Jika matahari kesasar jalan
Dan bulan lupa mana Timur mana Barat
Jika waktu itu belum juga datang Adinda
Maka turunlah malaikat dengan sayap kemilau
Ke atas bumi mencari apa yang tinggal
Maka mayatku terkapar di sini di bawah ketapang
Jiwaku alangkah berduka cita.......Adinda!

Maka malaikat melihat mayatku

Diberitahunya saudara-saudaranya, ditunjuknya
mayatku jarinya
"Lihatlah, nun disana ada seorang manusia mati
terlupa

Mulutnya kejang mencium kembang melati

Marilah, kita angkat dia kita bawa ke surga
Orang yang menunggu Adinda sampai mati
Sungguh, ia tak boleh tinggal sendiri
Orang yang hatinya begitu keras mencinta
Maka sekali lagi mulutku kejang akan membuka
Untuk memanggil Adinda yang kucinta
Sekali lagi kukecup melati
Yang dia berikan......Adinda......Adinda!

(Multatuli).


2.SAJAK MULTATULI


Dua puluh gulden, alangkah banyak!

Selamat tinggal sastra,
Selamat tinggal Kopiist!
Nasibku sedih, aku mati kelaparan,
Hatiku sedih, kesal dan geram, .....
Dua puluh gulden dua bulan makan
Kalau aku punya sekian ... ku pakai sepatu bagus
Ku makan makanan enak, lebih indah tempatku tinggal
Aku kan hidup senang .....
Yang utama ialah hidup, sekalipun hidup melarat
Kejahatan memalukan, bukan kemiskinan.

3.SAJAK MULTATULI


Aku tak tahu dimana aku kan mati.

Aku melihat samudera luas di pantai selatan ketika datang ke
sana dengan ayahku, untuk membuat garam;
Bila ku mati di tengah lautan, dan tubuhku di lempar ke air dalam,
ikan hiu berebutan datang;
berenang mengelilingi mayatku, dan bertanya: 'Siapa antara kita
akan melulur tubuh yang turun nun di dalam air?'
Aku tak akan mendengarnya.

Aku tak tahu dimana aku kan mati.

Kulihat terbakar rumah Pak Ansu, dibakarnya sendiri karena
ia mata gelap;
Bila ku mati dalam rumah sedang terbakar, kepingan-kepingan
kayu berpijar jatuh menimpa mayatku;
Dan di luar rumah orang-orang berteriak melemparkan air
pemadam api;-

Aku tak kan mendengarnya.


Aku tak tahu dimana aku kan mati.

Kulihat Si Unah kecil jatuh dari pohon kelapa, waktu memetik
kelapa untuk ibunya;
Bila aku jatuh dari pohon kelapa, mayatku terkapar dikakinya,
di dalam semak, seperti si Unah;
Maka ibuku tidak kan menangis sebab ia sudah tiada. Tapi
orang lain akan berseru: "Lihat Saijah di sana!"
dengan suara yang keras;
Aku takkan mendengarnya.

Aku tak tahu dimana aku kan mati.

Kulihat mayat Pak Lisu, yang mati karena tuanya, sebab rambutnya
sudah putih;
Bila aku mati karena tua, berambut putih, perempuan meratap
sekeliling mayatku;
Dan mereka akan menagis keras-keras, seperti perempuan-
perempuan menangisi mayat Pak Lisu; dan juga cucu-
cucunya akan menangis, keras sekali;-
Aku takkan mendengarnya.

Aku tak tahu di mana aku kan mati.

Banyak orang mati kulihat di Badur. Mereka dikafani, dan
ditanam di dalam tanah;
Bila aku mati di Badur, dan aku ditanam di luar desa, arah ke
timur di kaki bukit dengan rumputnya yang tinggi;

Maka Adinda akan lewat di sana, tepi sarungnya perlahan

mengingsut mendesir rumput, .........
Aku akan mendengarnya.

4.LAGU ORANG USIRAN


Misalkan, kota ini punya penduduk sepuluh juta

Ada yang tinggal dalam gedung, ada yang tinggal dalam gua
Tapi tidak ada tempat buat kita, sayangku, tapi tidak ada tempat
buat kita

Pernah kita punya negeri, dan terkenang sayu

Lihat dalam peta. Akan kau ketemu disitu
Sekarang kita tidak bisa kesitu, sayangku, sekarang kita tidak bisa
kesitu

Di taman kuburan ada sebatang pohon berdiri

Tumbuh subur saban kali musim semi
Pass jalan lama tidak bisa tiru, sayangku, pas jalan lama tidak bisa tiru

Tuan konsol hantam meja dan berkata:

"Kalau tidak punya pas jalan, kau resmi tidak ada"
tapi kita masih hidup saja, sayangku, tapi kita masih hidup saja

Datang pada satu panitia, aku ditawarkan kursi

Dengan hormat aku diminta datang setahun lagi
Tapi kemana kita pergi malam, sayangku, tapi kemana kita pergi
ini hari

Tiba di suatu rapat umum, pembicara berdiri dan berkata:

"Jika mereka boleh masuk, mereka colong beras kita"
Dia bicarakan kau dan aku, sayangku, dia bicarakan kau dan aku

Kukira kudengar halilintar di langit membelah

Adalah Hitler di Eropah yang bilang: "Mereka mesti punah"
Ah, kitalah yang dimaksudnya, sayangku, kitalah yang dimaksudnya.

Kulihat anjing kecil dalam baju panas terjaga

Kulihat pintu terbuka dan kucing masuk begitu saja
Tapi bukan Yahudi Jerman, sayangku, tapi bukan Yahudi Jerman

Turun ke pelabuhan dan aku berdiri ke tepi

Kelihatan ikan-ikan politik bernyanyi ria mereka di pohon
Mereka bukanlah para manusia, sayangku, mereka bukanlah
para manusia

Ku mimpi melihat gedung yang bertingkat seribu

Berjendela seribu dan berpintu seribu
Tidak ada satupun kita punya, sayangku, tidak ada satupun kita punya

Berdiri di alun-alun besar di timpa salju

Sepuluh ribu serdadu berbaris datang dan lalu
Mereka mencari kau dan aku, sayangku, mereka mencari kau dan aku.

W.H. Auden: Song XXXIII.


5.BIAR MALAM


Biar malam kini lalu,

cinta, tapi mimpi masih ganggu
yang bawa kita bersama sekamar
tinggi seperti gua dan sebisu
stasion akhir yang dingin
di malam itu banyak berjejer siur katil-katil
Kita terbaring dalam sebuah
yang paling jauh terpencil.

Bisikan kita tidak pacu waktu

kita berciuman, aku gembira
atas segala tingkahmu,
sungguhpun yang lain di sisiku
dengan mata berisi dendam
dan tangan lesu jatuh
melihat dari ranjang.

Apakah dosa apakah salah

kecemasan berlimpah sesal
yang jadikan aku korban
kau lantas lakukan dengan tidak sangsi
apa yang tidak bakal aku setuju?
dengan lembut kau ceritakan
kau sudah terima orang lain
dan penuh sedih merasa
aku orang ketiga dan lantas jalan.

(Diterjemahkan oleh Chairil Anwar dari puisi W.H. Auden, Song IV).





7.OIDIPUS SANG RAJA


Ya, behitulah nasibmu Oidipus!

Dahulu engkau pahlawan,
Penebak teka-teki
Pembebas bencana,
Dan lalu diangkat
Menjadi raja negara.
Ketika untung nasibmu
Semua mata memandang iri padamu.
Tapi kini engkau terlibat dalam perkara
Rakyat Thebes, Oidipus adalah contoh kita.

Lihatlah!


Tak ada orang bisa disebut bahagia

Sementara ia masih menanti
Hari akhirnya.
Tak ada orang bisa disebut bahagia
Sebelum ia lewati batas hidup dan mati
Tanpa duka, pedih dan sepi.

(Sophokles)



8.CLOTILDE


Kembang anemun dan angkuli

Tumbuh di kebun sunyi
Dimana terbaring murung
Antara kasih dan benci

Kesana datang pula bayang-bayang kita

Terpencar diusir malam
Matahari yang membuatnya suram
Bersama-sama musnah

Di sungai deras peri dan mambang

Mengurai rambutnya panjang
Lewatkan! Barulah semata
Bayang-bayang indah yang kau puja.

(Guillaume Apollinaire)


9.PEOPLE


Tidak ada orang yang tidak menarik.

Nasib mereka bagaikan kisah bintang-bintang.
Tidak ada satupun yang tidak membawa ciri khas dalam dirinya
Dan bintang yang satu tidak sama dengan bintang yang lain.

Dan jika seorang manusia hidup dalam kekelaman,

Namun bisa menjalin persahabatan dengan para sahabatnya,
kekelaman bukan lagi hal yang menjemukan

bagi masing-masing orang dunianya adalah miliknya pribadi,

dan di dalam dunia itu, satu menit adalah luar biasa
satu menit adalah juga tragis
Semua itu bersifat pribadi.

(Yevgeny Yeftushenko).


10.Sajak Schiller:


"Apa? Tidak adakah Caesar tampil ke depan?

Achilles atau Orestes pun tak kelihatan?
Atau Andromache berlepas tangan?

Tidak! Hanya pendeta dan pedagang kaya;

Hanya juru tulis dan bintara tamtama
Dan mayor pasukan berkuda

Tapi! Katakanlah, apa daya manusia celaka?

Membina rencana raksasa semesta
Yang dapat dilaksanakan tikus merana?

11.STOPPING BY WOOD ON A SNOWY EVENING


Whose wood these are I think I know

His house is in the village though;
He will not see me stopping here
To watch his woods fill up with snow.

My little must think it queer

To stop without a farmhouse near
Between the woods and frozen lake
The darkest evening of the year.

He gives his harnest bells a shake

To ask if there is some mistake.
The only other sound's the sweep
Of easy wind and downy flake.

The woods are lovely, dark and deep.

But I have promise to keep,
And miles to go before I sleep,
And miles to go before I sleep.

(Robert Frost).


12.THE ROAD NOT TAKEN


Two roads diverged in a yellow wood,

And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth;

Then took the other, as just as fair,

And having perhaps the better claim,
Because it was grassy and wanted wear;
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,

And both that morning equally lay

In leaves no step had trodden black,
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way,
I doubted if  I should ever come back.

I shall be telling this with a sigh

Somewhere ages and ages hence:
Two roads diverged in a wood, and I-
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.

(Robert Frost).



13.SALAMKU TERAKHIR


Selamat tinggal, tanah airku tercinta,

daerah cerah surya memanja,
Mutiara di laut Timur, taman firdausi nan lenyap mengabur!
Rela kupersembahkan padamu hidup redup harapan menghampa
namun sekalipun lebih cemerlang, segar dan meriah ria,
tetap 'kan kuberikan juga, tanpa bicara rugi-laba,
celaka-mujur.

Tempat bukan soal: siprus,

pohon salam atau bakung putih metah,
tiang gantungan atau lapangan terbuka,
mati sahid ataupun di medan laga,
sama nilai, jika demi Ibu Pertiwi.

Tanah air pujaanku: duka-cita perdana

di atas segala kenestapaan,
Filipina tercinta, dengarkanlah salamku terakhir kali
Kuserahkan segalanya padamu: ayah-bunda,
sanak-saudara dan handai-tolan:
aku pergi ke daerahtanpa budak,
tanpa algojo, tanpa penindasan,
tempat keyakinan mustahil dibunuh,
dimana Tuhan penguasa berdaulat abadi.

Selamat tinggal dikau semua, jiwaku 'kan seg'ra direnggut

Kawan-kawan teman main masa kecil dalam rumah terperkosa
Bersyukurlah, aku 'kan istirahat meninggalkan
hari penuh kesal-kemelut.

Selamat tinggal! Juga padamu,

penyejuk jiwa peringan derita
Semua dikau tercinta,
selamat dikau tercinta,
selamat tinggal! Mati awal istirahat baka!

(Jose Rizal).


14.DON'T GIVE UP


The path to higher goals in life

May not be smooth and clear.
At times you may experience
Frustration or a tear.

You may endure a setback,

Lose momentum, tumble down.
A former look of confidence
May turn into a frown.

With any goal that's worth achieveing

Strength of heart will matter
Nothing's ever handed out
Upon a silver platter.

Such a challenge draws upon

The very best of you.
Bringing into focus
The objectives you pursue

And if you have to reconsider

How you will proceed,
You'll have stores of new self-knowledge
You can wisely heed.

And you can say that setbacks

May have made the going slow;
But they have also given you
Some valued time to grow.

(Bruce B. Wilmer).


15.Pujangga Rumi (Ahli Mistik Muslim):


Sesungguhnya tak pernah sang kekasih mencari

tanpa dicari oleh kekasihnya
Apabila kilat cinta telah menyambar hati yang ini
Ketahuilah bahwa ada cinta dalam hati yang lain
Apabila cinta Allah bertambah besar di dalam hatimu,
Pastilah Allah menaruh cinta atasmu.
Tak ada bunyi tepuk tangan hanya dengan satu
tangan tanpa tangan lain.
Kebijaksanaan ilahi adalah takdir dan ketetapan
yang membuat kita cinta satu sama lain.
Karena takdir itu, setiap bagian dunia ini
dipertemukan dengan jodohnya.
Dalam pandangan orang bijak:
Langit adalah laki-laki dan Bumi adalah wanita;
Bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh
Langit.
Apabila Bumi kekurangan panas, maka Langit
mengirimkannya;
apabila ia kehilangan kesegaran dan embun,
Langit memperbaharuinya
Langit berkeliling, bagaikan seorang suami mencari
nafkah
ke sana kemari demi istrinya;
Dan Bumi sibuk dengan urusan rumah tangga;
ia melahirkan dan menyusui apa yang dilahirkan.
Anggaplah Bumi dan Langit sebagai yang terkurniai
dengan kecerdasan, karena mereka melakukan
pekerjaan makhluk yang memiliki kecerdasan.
Andaikan pasangan ini tidak mengecap kenikmatan
dari satu sama lain, mengapa mereka melangkah
bersama bagaikan sepasang kekasih?
Tanpa Bumi, bagaimana bunga dan pohon-pohon bisa
mulai berkembang?
Kalau begitu apa yang dihasilkan
oleh air dan kehangatan Langit?
Sebagaimana Allah memberikan keinginan kepada
laki-laki dan wanita sampai akhir sehingga dunia
akan terpelihara oleh kesatuan mereka.
Demikian juga ia menanamkan ke dalam setiap
bagian keberadaan nafsu terhadap bagian-bagian lain.
Siang dan malam bermusuhan kelihatannya; namun keduanya memiliki satu tujuan;
Masing-masing saling mencintai demi
menyempurnakan karya mereka bersama,
Tanpa malam, alam manusia tidak akan menerima
penghasilan, sehingga tidak ada yang akan dipakai waktu siang.

16.AKU DENGAR AMERIKA BERNYANYI


Aku dengar Amerika bernyanyi, aku dengar beragam lagu puji


Nyanyi tukang di bengkel, setiap mereka bernyanyi

seperti mestinya, gembira dan lantang

Tukang kayu menyanyikan lagunya seraya mengukur

papan atau baloknya,

Tukang batu menyanyikan lagunya ketika aku pergi bekerja,

atau seusai bekerja.

Pengemudi kapal menyanyikan miliknya di atas kapal,

anak buahnya menyanyi di atas dek kapal uap.

Tukang sepatu menyanyi sambil duduk di bangkunya

pembuat topi menyanyi sambil berdiri.

Lagu penebang kayu, anak pembajak ladang di jalan pagi hari.

atau di waktu istirah tengah hari
atau ketika matahari terbenam.

Lagu merdu sang ibu, atau isteri muda ketika bekerja.

atau anak gadis menjahit atau mencuci.

Setiap mereka menyanyikan lagu mereka sendiri,

bukan lagu orang lain.

Lagu siang hari untuk siang hari -- di malam hari

pesta anak-anak muda, tegap dan ramah hati.

Yang bernyanyi dengan mulut terbuka

lagu mereka yang lantang dan sedap di dengar telinga.

WALT WHITMAN (1819-1892).


17.CINTAKU BAGAI MAWAR MERAH


Cintaku bagai mawar merah

Yang mekar di bulan Juni
Cintaku bagai nada-nada nyanyian indah
Yang dimainkan terampil sekali

Karena kau jelita gadisku sayang

Cintaku padamu dalam dan bening
Dan aku akan tetap mencintaimu sayang
Sampai semua lautan mengering

Sampai semua lautan mengering sayangku

Dan batu karang leleh ke laut
Dan aku akan tetap mencintaimu
sayangku
Ketika pasir kehidupan sama sekali surut.

Robert Burns (Skotlandia, 1759-1796).


18.SAJAK JERMAN


Mereka bicara lagi tentang masa

kejayaan
(Anna, jangan menangis)
Penjual biarkan kami mecicil.

Mereka bicara lagi tentang

kehormatan
(Anna, jangan menangis)
Tak ada yang bisa diambil dari lemari.

Mereka bicara lagi tentang

kemenangan
(Anna, jangan menangis)
Mereka tidak mengambil
sesuatu dariku.

Tentara bergerak

(Anna, jangan menangis)
Bila aku kembali
Aku kembali dengan bendera yang lain.

(Bertolt Brecht)


19.SAJAK RILKE:


Di dusun ini rumah yang terakhir

begitu sepi seperti rumah terakhir di dunia

Sebuah jalan, yang tak berhenti di dusun ini,

Pelan-pelan menuju ke malam panjang.

Dusun kecil ini hanya tempat persinggahan

Antara dua dunia: penuh firasat dan kekuatan,
Sebuah jalan dengan sebuah titian di belakang rumah.
Dan mereka yang meninggalkan dusun ini, harus berkelana jauh,
Dan mungkin banyak yang meninggal dalam perjalanan.

20.YANG DIMABUK CINTA


Tengoklah, bagaimana mereka tumbuh menyatu:

dalam pembuluh darah mereka, segalanya jadi sukma.
Sosok tubuh mereka bergetar laksana poros
yang dikelilingi putaran panas dan dahsyat.
Mereka haus, dan mereka akan diberi minuman,
mereka berjaga, dan tengoklah: mereka akan
menemukan sesuatu.
Biarkanlah mereka saling membenamkan diri,
agar mampu saling bertahan.

(Rainer Maria Rilke).


21.AKHIR SEBUAH CINTA


Akhir sebuah cinta seharusnya menjadi sebuah peringatan.

Perayaan yang mengambil tempat di aula.
Mengapa tidak? Itu terjadi pada kita semua.
Mengapa harus dibiarkan terjadi begitu saja tanpa
diumumkan?

Setelah sudah dikeringkan, undangan disebar.

Bagaimanapun bentuknya-pertengkaran, cekcok besar.
Akhir sebuah cinta seharusnya menjadi sebuah peringatan.
Perayaan yang mengambil tempat di aula.

Ini lebih baik daripada keretakan yang dibiarkan

Karena jebakan kesunyian, lalu merangkak
Dari terang menjadi gelap, pintu menuju dinding.

Buatlah pengumuman, belanjakan sejumlah uang.

Akhir sebuah cinta seharusnya menjadi sebuah peringatan.
Perayaan yang mengambil tempat di aula.

(SOPHIE HANNAH).



22.GADIS DI YUEH


Ia pun mengumpulkan biji teratai di sungai Yueh.

Sambil bernyanyi. Dilihatnya seorang lelaki asing, ia berpaling.
Lalu tersenyum, berlindung di balik daun-daun teratai,
pura-pura malu.

(Li Po).


23.SEBUAH SAJAK UNTUK WANG LUNG


Lipo hampir berangkat berlayar,

ketika tiba-tiba terdengar olehnya suara langkah kaki dan nyanyian di tepi pantai.
Telaga bunga pisa seribu depa dalamnya,
tak sedalam cinta Wang Lung, yang mengucapkan selamat jalan.

(Li Po).


24.BUNGA JINDALRAE


Bila kau bosan dan

meninggalkan daku
dengan diam kau kulepaskan.

Kupetik segenggam jindalrae

dari bukit Yaksan, Youngbyon
kan kutaburi kepergianmu.

Langkah demi langkah

kau jejak bunga yang kutaburi
lembut dan mesra.

Bila kau bosan dan

meninggalkan daku
ku kan menahan air mata,
takkan ku menangis.

(Kim Sowol).


*Bunga jindalrae adalah bunga azalea, bunga khas Korea.


25.KEPADA TJAADAEV


Cinta, harapan, kemashuran kecil yang serba palau

Tak lama manjakan kita,
Telah menghilang penglipur masa muda,
Bagai impian, bagai embun pagi,
Tetapi pada kami masih menyala harapan,
Dibawah tekanan kekuasaan yang membawa celaka
Dengan hati yang tak sabar
Memohon panggilan tanah air.
Kami menunggu dengan penderitaan harapan
Detik-detik kebebasan yang suci,
bagaikan seorang pacar muda menanti
Detik-detik pertemuan yang sejati.
Semasa dengan kebebasan kita nyalakan,
Semasa hati-hati bagi kesucian masih hidup,
Kawanku, marilah kita persembahkan pada tanahair
Embusan-embusan hati yang indah!
Kawanku, percayalah: dia kan naik dilangit
Bintang bahagia mengikat hati,
Rusia kan bangun dari tidurnya,
Dan diatas puing-puing otokrasi
Kan ditulis nama-nama kita.

(Aleksander S Pushkin)



27.P.P.C.


Tinggal, Clary. Tidak ku mengucap selamat.

Nanti kedengaran tolol, juga biar datang dari hati
Sudah kau jual dirimu, Jangan lagi beruwat,
tentang apapun: manusia memang penghiba hati.

Rumahku kecil dulu. Tuanmu datang membesarkan,

Hartanya tidak bakal putusnya, menurut cerita.
Kau terpandang sampai nafasnya penghabisan.
Kau berjiwa kecil. Nak! inilah yang sebenarnya.

Badanmu menapsukan. Kau betina jelita.

Kau lahirkan anak manis buat tuanmu.
Kau tak bisa berlepas, tapi tak bersetia saja.
Kau segani, tetap terjaga namamu.

Tinggal, Clary. Dengan aku kau tidak kan bertemu.

Kau ku jauhi, sampai dalam mimpi.
Ah! impian sebelum kita bertemu.
Kau tetap kau. Aku padamu menista saja.

(E. Du Perron)

Terjemahan Chairil Anwar.

28.SALJU PERTAMA


Dalam bilik telepon, seorang gadis

beku dibalik getaran mantelnya,
semua airmata, diwajahnya
semua make-up berantakan.
Dia mencoba menghangatkan
jari-jarinya yang kurus,
Jarinya- batang es.
benar, anting-anting. Tetapi sekarang
dia harus kembali, sendirian,
sepanjang jalan yang membeku.

Salju pertama. Salju pertama.

Salju pertama lambang dingin
terpapar pada telepon.
Jejak yang membeku
membekas dipipinya.
Salju pertama lambang nestapa.

(Andrei Voznesensky).


29.SELAMAT TINGGAL


Kepada istriku


Akan kujenguk kau sekali-sekali dalam tidurmu,

tamu tak terduga dari jauh;
jangan biarkan aku dijalanan menunggu,
janganlah kau tutup pintu!

Aku akan masuk dengan pelan, duduk rapat

disampingmu
dan dalam kegelapan kulihat kau dari dekat;
bila kualihkan pandanganku jauh darimu
akan kucium kau perlahan lalu berkata selamattinggal.

(Nikola Vaptsarov).


30.TANAH AIRKU MILIKKU


Tanah airku milikku; biru dan terang

langit diatasnya bersinar demikian jernih;
pada senja bintang-bintang meredup bagai dian
bekerdipan
padam disubuh oleh sinar mentari putih

Namun bila aku pulang malam-malam

dilingkungi bayangan pondok-pondok
dekat gubuk ayahku, aku merasa ada lawan,
sedang mengintai dengan bedil bagai perampok.

Mencintai manusia seperti aku mencintai kau

Bunda, itulah kata-kata yang selalu kauulangi.
Aku akan mencintai mereka, Ibu, mereka akan kucinta.
tetapi aku butuh kemerdekaan, aku perlu roti.

(Nikola Vaptsarov).


31.LAGU ISTERI


Kini kesunyian penuh ketakutan

marayapi teratak kita yang mungil
Selesailah pertempuran, kasihku sayang
tapi kau takkan datang kembali

Dan aku meratap meminta

mengapa tak mau kauhiraukan?
Dan kau pergi. Didalam ruang kita
suasana makin sesak dan suram

Segala yang kudengar adalah pertanda

hatiku yang digigit sakit
dan kuulurkan tangan dengan mesra
semoga bertemu dengan kau lagi

Aku cemburu, Fernandez

ada sebuah kata kubenci-
"kebebasan" - karena itu yang selalu
menggodamu belakangan ini

Mungkin kau benar, siapa tahu?

Mungkin kau benar, sayangku
tapi luka masih pedih dan pilu
dan aku takut, aku takut.

Kehampaan ngeri yang kini mengempas

kamar kita dan dia seakan tumbuh.
Kudengar pintu muka bergetar-
Tapi kau takkan kebali. Aku tahu.

(Nikola Vaptsarov)


32.KEBAHAGIAAN


Aku tak tahan lagi

pasangan muda pakai tas untuk bermalam minggu

atau suami istri separo baya pakai ransel

melambaikan rambutnya berwarna  abu-abu
seakan mereka saling melambai di sebuah ladang
gandum....

Apakah karena itu mereka kelihatan

begitu  berjarak?

Tetapi pasangan-pasangan muda!

Mereka mempertunjukkan kewajaran
yang sangat tak tertahankan

seakan hari membentang untuk mereka

seperti permadani panjang
seakan di sana kebahagiaan berada
di jalan untuk didekap erat.

(Gerry van der Linden).


33.DI JAWA


Sementara kau memetik daun teh

demi sedikit nasi dan ikan
dan sebuah honda untuk kakakmu
di kaki gunung
yang berkalung kabut
sebentar saja aku lihat wajahmu
ketika kau mengangkatnya
capek dan penuh keinginan

kelak kemudian di stasiun

dimana aku berlindung untuk hujan
sosok tubuh pada gambar
berwarna lusuh
kau sedang berciuman dengan lelakimu
di bangku untuk rakyat
bebas namun tertangkap

(Remco Campert)


34.PENYAIR-PENYAIR DI JALANAN


(Sajak yang ditempel pada tembok-tembok Paris

bulan Mei 1968)

Aku bersikeras berpikir

Bahwa saat ini tempat penyair
Ialah jalanan
Bahwa kalian mesti menerjang
Menara-menara gading. Meratakannya
Mengumumkan
Keadaan darurat
Jika aku membiarkan diri
Meratapi keadaan melarat
Jika derita itu bukan pula
Deritamu
Pembaca
Tinju aku kuat-kuat
Biar tidak ada lagi
Puisi yang absen.

(N.N.)


35.MENYANYIKAN BULAN DI GUNUNG EMEI


Di gunung Emei (1) bulan bundar terbelah dua

Wajahmu membayang di air sungai Pingqiang
Malam ini aku meninggalkan Qingxi (2) pergi ke Tiga Jurang
Menuju Yuzhou (3) kernanya kukira kita tak lagi bisa bersua.

Catatan:

(1) Gunung Emei terletak di Propinsi Sichuan, di baratlautnya mengalir sungai Pingqiang.
(2) Qingxi, nama lama sebuah tempat persinggahan di dekat Gunung Emei.
(3) Yuzhou, sekarang berganti nama menjadi Congqing.

(Li Bai)




40.UNTUK SOR JUANA INES DE LA CRUZ



Bila aku meminjak jalan yang

ditujukan kaki-kakiku,
akan Phoenix bangkit dari abu.
Bila ku menjamah barang-barang yang

diminta tangan-tanganku,

keindahan yang tak pernah
tersedia.
Aku adalah ancaman, guruh,

sayang sekali dan tanpa

pena ku tak berarti.
Tangkai hati, pencuri kecil,
tiruan amat berharga.

Bila ku menyenangkan dunia,

ku menyakiti hatiku.
Tanpa lukaku yang pahit
ku tak berarti.

(Gerry van der Linden).



42.MAHASISWA UNIVERSITAS KERAJAAN TOKYO



Muka-muka sempit,

Ada yang memakai kacamata,
Ada yang mengenakan baju luar,
Ada yang mengenakan jaket,
Ada yang mengenakan jaket,
Ada yang mengenakan mantel ....
dengan kancing berukuran tiga inci,
Ada yang lusuh seperti pengemis ....
Lalu berjalan-jalan ke Ginza,
Bila mabok, alpa dan sengaja menggunakan
peribahasa yang tak senonoh.
Menelaah pengetahuan,
Memperhalus watak ... Dan
What Suffering Symbolizes tidak seberapa buruk!
Husy!
Mereka berpawai keluar masuk gerbang utama;
Di antaranya mempermahir sepakbola ...

(Shigeharu Nakano).


43.SUARA DALAM KEPIKUKAN


Jika kalu melihat/seorang lelaki/berjalan

menyusuri jalan yang hiruk-pikuk/bicara nyaring/kepada
dirinya sendiri
janganlah berlari/dalam arah yang berlawanan
tapi dekatilah ia segera/karena ia seorang penyair!
Tak ada yang harus ditakuti/dari seorang penyair
terutama kebenaran.

(Ted Joans).




45. BANGKITLAH, BLUES


Blues

Tak pernah mendaki bukit
Atau duduk di atas atap
Di bawah cahaya bintang.

Blues

Baru saja merunduk
Dan melenguh di jalanan
Menggenggam cangkir pinjaman.

Blues

Berpindah-pindah duduk
Meneguk,
Mengerami kemarin.

Bangkitlah, Blues,

Terbang.
Pelajari apa artinya
Menjadi lebih tinggi.

(James A. Emanuel).



46.JEMBATAN MIRABEAU


Di bawah jembatan Mirabeau mengalir Seine

Dan kasih kita
Mestikah kembali terkenang
Kegembiraan selalu datang sehabis derita
Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal diam

Tangan dalam tangan, tinggallah kita berhadapan

Sedangkan di bawah
Jembatan lengan kita, mengalir
Alun pandangan abadi begitu lesu

Meski malam datang, jam berdentang

Hari-hari pergi, aku tinggal diam

Cinta pergi bagai air ngalir ini

Cinta pergi
Betapa hidup lamban
Dan alangkah kejamnya harapan

Meski malam datang, jam berdentang

Hari-hari pergi, aku tinggal diam

Hari-hari lewat pekan-pekanpun berlalu

Baik masa lampau
Maupun kasih tak lagi kembali
Di bawah jembatan Mirabeau mengalir Seine

Maski malam datang, jam berdentang

Hari-hari pergi, aku tinggal diam.

(Guillaume Apollinaire)



48.SENDIRI


Matajaring bulan kelabu keemasan

Membuat selubung sepanjang malam,
Lampu pantai didanau yang beradu
Menghela ranting2 hujan kencana.

Lalang licik membisikkan kepada malam

sebuah nama-nama dia-
Dan seluruh jiwaku kenikmatan.
Pingsan karena malu.

(James Joyce)



49.POEM OF THE FUTURE CITIZEN


Aku datang dari berentah

dari suatu Bangsa yang belum lagi terjelma
aku datang dan aku di sini berada1

Tidak sendirian saja aku lahir

atau pun cuma kau atau lainnya ...
tapi bersaudara.

Aku cinta memberi dalam genggaman,

Cinta sebagaimana adanya aku
dan tak ada lebihnya.

Aku punya hati

dan tangis yang bukan cuma milikku
aku datang dari sebuah negara yang belum lagi terjelma.

Ah! aku cinta memberi

apa adanya aku.
Aku!
Seorang dari sekian banyak
warga sebuah Negara yang belum lagi terjelma.

(Yose Craveirinha).


50.MALAM PENGANTIN


Itu hanya pohon wilo yang menggersik

Tertiup angin.
Jangan menangis.
Jangan menangis.
Jangan menangis, mempelaiku.
Apakah engkau menangis karena kita tak punya uang?
Mengapa kita harus kawin dalam nestapa?
Percayalah, kita akan selalu bercengkerma dalam rumah.

Kita dekapkan tubuh kita yang kurus

Namun tiada menimbulkan kehangatan.
Ah, kita bagaikan sepasang lalat yang terbakar matahari.
Dan besok, pergilah engkau ke kelurahan lagi
Dengan gaun lembayung dan mantol pendek hitam.
Engkau mau, bukan?

Wahai, sepasang pengantin yang malang!

Jangan menangis.
Jangan menangis,
Tak ada yang harus kautakutkan.
Itu hanya pohon wilo yang menggersik
Tertiup angin.

(Kyozo Takagi).


51.PENYAIR BICARA


Apa saja yang telah kauperbuat dalam hidup?

Dari situ pola-pola yang kautenun
Terbayang:
Hidupmu adalah kutub jimatmu,
Helai-helai pakaian,
Hidupmu.

Betapa saja cinta yang telah kaulakukan?

Betapa sarat dan padatnya pemberianmu?
Karena hidup cumalah mencinta
Dan mencinta cuma memberi.

(Georgia Douglas Johnson).


52.TINDAKAN DAN KATA-KATA


Kuberi orang apa yang mereka ingin

Kunyanyikan sajak karena mereka butuh sebagai hiburan
Namun di negeriku, orang tak suka sajak
Pun telah lama kucari orang yang butuh tindakan nyata
Toh semua orang hanya mendambakan kata-kata
Padahal aku sudah siap dengan tindakan
Tapi tak seorangpun ingin mendukung tindakan itu
Maka itu padamu hanya kuhidangkan kata-kata.

(Jalaluddin Rumi).



54. NYANYI MENUMBUK PADI


(Diangkat dari lagu2 rakyat Birma)


Siapkan alu, deretkan rapi-rapi

Gadis2 Shwe Naung: atur batu lesung
Mari kita berlagu beriang hati
Sambil menumbuk dendang menggaung

Suara apa itu, gemerisik disana?

Oh, ibu Shwe Naung naruh sedekahan
Diiring irama tabuh dan gendang

Caya keemasan berbinar-binar

Dipintu langit memecahkan fajar?
Oh jubah merah para pendeta
Melenggang dengan bejana
Kemari, sini, ini sampai rata!

Lihatlah kembang chickrassia-ku ini

Indah bukan? Tunas mungil diranting ramping
Tapi dia akan layu kehilangan arti
Jika belum berkembang sudah kausuting

Hai anak dara sedang mencium

Kain apa sedang kaujalin?
Aih masa kau tak tahu
Seperai katun untuk diriku

Rumahku terbuat dari kayu jati

Bersuluh benderang dimalam hari
Benar orangtuaku orang berharta
Tapi jika kau takut datang sendiri
Kirimlah surat dengan sembunyi

Telah kubeli sepasang sandal

Warnanya merah ujung keujung
Dan tak pernah akan kupakai
Sebelum kita jadi mempelai.

U Khin Zaw.

(Alihbasa: Taufiq Ismail).

55.AKU TAK MAMPU MENAHANMU

DAN TAK MAMPU MENINGGALKANMU

Aku tak mampu menahanmu dan tak mampu

Meninggalkanmu,
Dan mencari alasan meninggalkanmu atau menahanmu,
Aku temukan satu alasan kabur untuk mencintaimu,
Dan banyak alasan nyata untuk melupakanmu.

Karena kau mustahil berubah, mustahil juga aku

Melupakanmu,
Aku akan melindungi hatiku melawanmu
agar setengahnya tetap waspada untuk membencimu,
meski belahan lainnya siap memujamu.

Maka, andai cinta kita tumbuh berkembang karena kasih

Jangan biarkan itu mati oleh pertengkaran abadi
Jangan lagi kita bicara dengan curiga dan iri

Dia tak menawari perpisahan, yang pasti diterima semua

itu-
paham bila demikian maksudnya
hatiku pun pasti akan jadi yakin.

(Juana Ines De La Cruz).


56.A MAYAN PROVERB


"For in the baby lies the future of the world;


Mother must hold the baby close so that the baby

knows that it is his world;

Father must take him to the highest hill so that he can

see what his world is like."

57.NUKILAN DARI: LAGU PUJA


Kulihat engkau dalam seribu rupa.

Maryam, manis dilukis.
Tapi tiada orang sanggup mencipta
Seperti jiwaku menanggap engkau.

Aku hanya tahu, bahwa sibuk dunia

Semenjak itu bagai mimpi bagiku
Dan langit yang indahnya membeku kata
Kekallah bersemi di sanubariku.

Novalis (Friedrich Von Hardenberg).


58.PERINGATAN


Buku-buku begitu kau suruh cetak!

Kawan budiman, kau pasti celaka!
Uang dan hormat, itu kau hendak?
Hendaklah kaupakai kata merendah.

Tidak pernah engkau kuminta

Bicara demikian di depan rakyat,
Bicara demikian tentang pendeta
Dan tentang para pemangku daulat.

Kawan budiman, kau pasti celaka!

Raja-raja jauh jengkaunya.
Para pendeta panjang lidahnya
Dan rakyat tajam telinganya.

(Heinrich Heine).






62.DENDAMNYA KEPADA TSAR


Kala dipaksa ke Siberia jalankaki,

Akupun kerjapaksa dengan rantai dikaki,
Tapi sama-sama dengan kaum pemabuk ini,
Aku mau banting tulang ... untuk Tsar.

Dalam tambang nanti kupikir begini:

Bahan besi yang kami angkut ini,
Ini besi yang lagi kami cuci,
Bakal jadi kampak ... untuk Tsar

Andai bagi teman hidup kupilih isteri,

Akan kaupilih seorang wanita Tartar,
Agar dari turunanku nanti terlahir
Seorang algojo ... untuk Tsar.

Bila aku nanti menjadi petani,

Bibit kusemai: bibit rambut putih,
Hingga bila sampai ajalku nanti,
Sedia bahan tali ... untuk Tsar.

Serat putih yang abu-abu

Akan tegas meluncuri tanganku.
Daripadanya jerat dijalin putraku
Untuk Tsar ... untuk Tsar.

(Adam Mikiewicz).





65.JANGAN JAMAH TIONGKOK!


Jangan jamah Tiongkok!

Perang,
puteri imperalisma,
mengendap-ngendap jalannya,
hantu yang mengharungi dunia,
Sorakkan, hai buruh, Jangan jamah Tiongkok!

Hai Macdonald,

jangan sertai
komplotan dan ngaco dengan pidato.
Pulanglah kapal-kapal penempur!
Jangan jamah Tiongkok!

Dipelosok-pelosok perwakilan,

raja-raja takut-takutan
Dan duduk rapi, menenun jaring tipu-dayanya
Kami kan sapubersih itu jaring lawa-lawa
Jangan jamah Tiongkok!

Kuli,

pantangkan tarik mereka yang adem duduk dalam becamu,
luruskan punggung!
400 juta, kau bukan kawanan hewan
Pekikkan putera Tiongkok:
Jangan jamah Tiongkok!

Telah saatnya kau-usir

kaum pemeras itu.
Lemparkan mereka dari dinding raksasa Tiongkok!

Kami senang

menolong
mereka yang diperbudak
dalam berjuang
mengejar, dan mengasuh mereka.
Kami bersama kamu, putera-puteri Tiongkok!

Kaum buruh,

basmi perampok
malam, tombakan sebagai roket
semboyanmu berapi:
Jangan jamah Tiongkok!

(Wladimir Mayakowsky).


66.TENTANG SALJU BASAH


Kala dari kekhilafan penaklukan gelap

Kata-kata desakan garangku
Merenggutkan sukmamu yang layu hingga bebas,
Dan sambil menggeliat-geliat karena cederamu
Kaukenang kembali dengan kutukan
Kejahatan yang melingkupimu:
Dan kala kesadaranmu yang tertidur
Ketakutan karena nyala menyiksa dari ingatan,
Kau mengungkapkan latar belakang ngeri
Jalan hidupmu sebelum aku tiba:
Aku melihat kau tiba-tiba jadi mual.
Dan menyembunyikan muka sambil menangis,
berontak, gila, ngeri,
Karena ingatan pada aib yang keji.

(Fyodor Dostoyevski).


67.SAJAK ANNA AKHMATOVA


Bagaikan batu putih dalam lubuk telaga,

Terbaring dalam ku sebuah kenangan.
Aku tak mampu, tak mahu melawannya:
Ia-sukariaku dan ia-seksaan.

Ku kira, sesiapa sekilas pandang

Ke dalam mataku, pasti mengerti.
Dia akan menjadi sayu, termenung
Seolah terdengar kisah sedih.

Ku tahu: dewa-dewi pernah mengubah

Orang jadi benda, tanpa mebunuh rasa.
Kau telah berubah menjadi kenanganku,
Mengabadikan dukaku yang luarbiasa.

(Terjemahan dari bahasa Rusia oleh Pauline Fan).


68.SAJAK ANNA AKHMATOVA


Dadaku lemas bertambah dingin,

Tapi jejak langkahku ringan.
Aku tersilap pakai sarung kiri
Pada tangan sebelah kanan.

Rupanya tangga banyak sungguh,

Tiga saja yang ku tahu!
Antara pohon maple, musim luruh
Membisik: "Matilah bersamaku!

Aku ditipu nasib durjana,

Yang kusam dan berdalih."
Ku jawab: "Aku juga, sayang!
Biar ku ikut mati sekali."

Inilah lagu perjumpaan terakhir.

Ku pandang rumah gelap sunyi.
Hanya lilin kamar tidur bernyala
Api kuningnya tidak peduli.

(Terjemahan dari bahasa Rusia oleh Pauline Fan).


69.REQUIEM


Bukan, bukan di bawah bentangan langit asing

atau di bawah perlindungan orang asing
aku hadir bersama saudara sebangsaku
tapi di sana, di mana kemalangan bangsaku telah berlalu.

1961.


(Anna Akhmatova).



71.PERPISAHAN DI RUMAH MAKAN JINGLING


Rumah makan diharumi bunga willow

yang dibawa angin selayang,
Gadis jelita dari Wu menyuguhi tamu
dengan arak penyenang,
Teman belia dari Jiangling pada datang
melepas daku,
Beranggap-anggapan minum dan hati
penuh bimbang.
Coba tanyakan pada sungai Yangzhi
yang mengalir ke timur,
Rasa berat bepisah dengan aliran sungai
manakah yang lebih panjang?

(Li Bai).


72.SENJA MUSIM RONTOK DI GUNUNG KEDIAMANKU


Gunung sunyi baru saja disiram hujan rintik,

Angin sejuk selir-semilir di senja musim rontok.
Bulan benderang menerangi pohon-pohon pinus.
Air jernih gemericik mengalir di atas batu-batu bukit.
Dari hutan bambu tersiar gelak tawa gadis pulang dari mencuci,
Perahu nelayan meluncur cepat menggaduhkan daun-daun teratai.
Biarpun keharuman musim semi telah meninggalkan bumi,
Aku tetap terlena-lena di tamasya indah gunung ini.

(Wang Wei).


73.PERIKEMANUSIAAN


Pengumuman ramai lama sebelumnya dibuat

menjelang amanat, yang akan disampaikan Sang
Guru tentang Kehancuran Dunia dan
Orang banyak berjejal kumpul di pelataran
biara untuk mendengarkan dia.

Acara selesai dalam waktu kurang dari satu menit.

Apa yang dikatakannya hanya

"Hal-hal ini

akan menghancurkan umat manusia:
politik tanpa prinsip,
kemajuan tanpa kasih sayang,
kekayaan tanpa kerja,
pengetahuan tanpa keheningan,
agama tanpa keberanian
dan kebaktian tanpa kesadaran".

(N.N.)


74.SAJAK KHAHLIL GIBRAN: SANG NABI


Lalu seorang ibu dengan bayi dalam dekapan datang

mengajukan sebuah pertanyaan:
Bicaralah pada kami tentang anak keturunan.

Maka jawabnya:

Anakmu bukan milikmu.
Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri.
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tetapi bukan hakmu.

Berikan mereka kasih-sayangmu, tetapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,

Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.

Patut kau berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak untuk jiwanya,

Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
Yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian.

Kau boleh berusaha menyerupai mereka,

Namun jangan membuat mereka menyerupaimu.

Sebab ,kehidupan tidak pernah berjalan mundur, pun tidak tenggelam di masa lampau.


Kaulah busur, dan anak-anakmulah, anak panah yang meluncur,

Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian,
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak ;panah itu melesat, jauh serta cepat.

Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,

Sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat,
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.



77.PENDIDIKAN


Sang Guru selalu curiga akan pengetahuan

dan ilmu tentang perkara ilahi, namun
ia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk
menjunjung tinggi seni dan eksakta dan ilmu lainnya.
Maka tidak heran bahwa ia menerima baik
undangan untuk berbicara pada rapat universitas,

Ia datang satu jam sebelumnya untuk berjalan

keliling kampus dan heran akan semua
perlengkapan ilmu yang semua tidak ada pada
zamannya.

Istimewanya, pada rapat sendiri ia berbicara

kurang dari satu menit saja. Ia berkata:

"Laboratorium dan perpustakaan

ruang pertemuan dengan relung dan lengkung
lagi-lagi kuliah penuh ilmu-
semuanya itu tidak ada gunanya
jika hati bijak
dan ketajaman pandang
tidak ada."

(N.N.)


78.SAJAK EARLY W. MORRIS & MARY WINTER


To our parents,

Walter and Thelma Morris
Leigh and Ruth Winter

Who taught us to set high standards,

instilled in us the desire to attain them,
and fostered confidence in our
abilities to do so.

79.O VEVAU ME HAWAII


Pu te metani me Vevau

Berembuslah angin dari Babao                     
A anu te tai Hawaii
Menyejukkan lautan sampai ke Hawaii                           
Pu atu te metani me Hawaii
Berembuslah angin dari Hawaii              
A anu te ao o Vevau
Menyejukkan udara sampai kawasan Babao.                          

(Nyanyian Pelaut Hawaii)


80.SOMEWHERE


Mugkin sekarang kita berkawan dan

besok boleh jadi semua terlupa
baik kau padaku, persenan lebih dari semusti
bayu mengusap, selempap setawar sedingin
Aku toh 'kan kembali seperti sebelum
mengenal kau, tapijenak ini
'ku mau percaya teras kecil ini
adalah Dunia, malahan batas Dunia.

Tumpukkanlah segalanya atas

bahwa aku kawanmu dan kau kawanku-
langit berwarna kelabu, bayangkanlah dia merah
seperti dulu lagi di Italia.
Kita bersatu tapi sama tahu dan sadar:
Suatu kata lebih ringan dari bulu merpati;
kataku "cinta", tapi 'ku kan lupa
pernah kau bilang: "Ah, cuma sekali mencinta?"

Jangan jadi pusing kerna nyaris-bercintaan ini

semua 'kan lupa kalau apa yang terbelah,
sehabis perjuangan, semuh atau terkatup lagi.
Aku toh menyebut "cinta". Tidak kayak dulu-dulu
juga bukan yang sekali! Ini bukan terpaan.
Jaman masih bergedoncak segila bisa,
udara pucat dan bersedih terhampar:
'ku mainkan kata yang dulu mengharu
dalam persahabatan padamu pengisi hampa.

(Diterjemahkan dari puisi berbahasa Belanda E. Du Perron oleh Chairil Anwar).


81.SAJAK CINTA DARI ANDES


Dalam laguku inilah

kau akan tidur.
Dan di dalam kelam nanti
aku akan menjengukmu.

Anonim (Indian Inca).


82.NYANYIAN BAGI KOTA WEI


Gerimis pagi kota Wei membasahi debu putih,

Warung-warung menghijau, pohon-pohon wu-t'ung berbunga,
Sebaiknya kau habiskan segelas anggur lagi,
Di sisi barat bukit Yuan Kuan tak ada teman akan kau temui.

(Wang Wei).



85.SAJAK KARL MAY


"Berilah yang engkau bawa, tetapi bawalah hanya cinta,

Segala hal lainnya tinggalkan di rumah!"

Karl May.


86.DATANG DARA, HILANG DARA-

DATANG DARA, HILANG DARA-

"Dara, dara yang sendiri

Berani mengembara
Mencari di pantai senja,
Dara, ayo pulang saja, dara!"

"Tidak, aku tidak mau!"

Biar angin malam menderu
Menyapu pasir, menyapu gelombang
Dan sejenak pula halus menyisir rambutku
Aku mengembara sampai menemu."

"Dara, rambutku lepas terurai

Apa yang kaucari,
Di laut dingin di asing pantai,
Dara, pulang! pulang!"

"Tidak, aku tidak mau!

Biar aku berlagu, laut dingin juga berlagu
Padaku sampai ke kalbu
Turut serta bintang-bintang, turut serta bayu,
Bernyanyi dara dengan kebebasan lagu."

"Dara, dara, anak berani

Awan hitam mendung mau datang menutup
Nanti semua gelap, kau hilang jalan
Ayo pulang, pulang, pulang."

"Heeyaa! Liat aku menari di muka laut

Aku jadi elang sekarang, membelah-belah gelombang
Ketika senja pasang, ketika pantai hilang,
Aku melenggang, ke kiri ke kanan
Ke kiri, ke kanan, aku melenggang."

"Dengarlah, laut mau mengamuk

Ayo pulang! Pulang dara,
Lihat, gelombang membuas berkejaran
Ayo pulang! Ayo pulang."

"Gelombang tidak mau menelan aku

Aku sendiri getaran yang jadikan gelombang
Kedahsyatan air pasang, ketenangan air tenang
Atap kepalaku hilang di bawang busah & lumut."

"Dara, di mana kau, dara

Mana, mana lagumu?
Mana, mana, kekaburan rampng tubuhmu?
Mana, mana daraku berani?"

Malam kelam mencat hitam bintang-bintang

Tidak ada sinar, laut tidak ada cahaya
Di pantai, di senja tidak ada dara
Tidak ada dara,-tidak ada, tidak-

(Hsu Chih-Mo, diterjemahkan oleh Chairil Anwar dari Sajak yang berjudul "A Song Of The Sea).



88.ANNA KARENINA


she gave adviced and

didn't attend parties
strangers have more
interesting live, she said
like a veil makes a bride
but when she went
she was cold air
across the floorboards

seen, yet dangerous

as the unseen undertow
she floated
in blue silk from
trio to trio
kissing hello
as the small of
her back waved
every spare hand
to touch
and gently pull her closer
to whisper secrets into
her jeweled ears
the red politicians
swore honesty
the bankers forgot loans
even the musicians
lost key
yet a soldier won
the battle of Temptations

then, just past

midnight she was
haunting the fringes
of the room
like she belonged
there, on the edge
as if placement was
secondary to the art
of her movement
why shouldn't it be?
everything else was

her eyes went wide

she looked dark
if they didn't love her
at least they talked
when she left, it
got rather boring, so
we watched the kitty
and tried on a new coat

(Leo Tolstoy).


89.BELUKAR KEMILAU TELAH MERAYU


Belukar kemilau telah merayu

dengan bahasa pohon berknya yang riang
Sedang burung-burung bangau, yang melintas sedih,
Tak akan lagi merindu siapa pun.

Kenapa merindu? Bukankah semua musafir di dunia ini

Akan singgah, singgah dan kembali meninggalkan rumah.
Padang ilalang, dengan purnama di atas empang
Membayangkan mereka yang telah berlalu.

Di tengah gurun yang gersang ini aku berdiri sendiri,

Sedang, angin membawa burung-burung bangau menjauh,
Aku disaput kenangan masa muda yang bahagia,
Tapi tak ada yang kusesali di masa lalu.

Tak kusesali tahun-tahun yang terbuang,

Tak kasihan pada sukma bunga violet.
Unggun dari Ribina merah berpijar di ladang,
Tapi tak mampu menghangatkan siapapun.

Anggur Ribina itu takkan berbuah,

Karena kuning rumput pun takkan hilang.
Sebagaimana pohon menggugurkan daunnya dengan tenang,
Begitu lah aku melepas kata-kata pilu.

Dan bila masa, sambil dihembus angin

Mengeruk mereka semua ke satu gumpalan tak berguna
Katakanlah begini.... bahwa semak belukar keemasan
Telah merayu dengan bahasanya yang manis.

(1924)

(Sergey Yesenin).


91.YOU ARE SO LIKE A FLOWER


You are so like a flower,
So fair and pure and fine;
I gaze on you, and sadness
Steals through the heart of mine.

It is, as though I should gently

Lay hands upon your hair,
Praying to God, that He keep you
So fine and pure and fair.

Heinrich Heine.

(tr. by Rolf-Peter Wille)

92.THE LOVE LETTER


The great love I said I have for you
is gone, and I find my dislike for you
increases every day. When I see you,
I do not even like the way you look;
the one thing I want to do is to
look the other way. I want to do is to
look the other way. I never wanted to
marry you. Or last conversation
was very dull and in no way has
made anxious to see you again.
You think only of yourself.
If we were married, i know that I would find
life very difficult, and I would have no
pleasure in living with you. I have a heart
to give, but it is not a heart
I want to give to you. No one is more
demanding or selfish than you, and less
able to care for me and be of help to me.
I sincerely want you to understand that
I speak the truth. You will do me a favor
if you consider this the end. Do not try
to answer this. You letter are full of
things that not interest me. You have no
true concern for me. Good-bye! Believe me,
I do not care for you. Please do not not think
I am still your loving friend.

(English Language Services, Inc.)


93.TEENAGERS


Watching the teenagers

in Beaver
using hairspray and
lipstick.
Kissing at ballgames.
Going steady,
And wanting it fast,
wanting it now
Because all my pretend
had to be hidden.
All my games
secret.
Wanting to be a wide-open child
but too big,
too big.
No more.
Waiting to save
and wear nylons
and waltz.
Forgetting when
I was last time
a child.
Never knowing
when it
ended.

Cynthia Rylant.

Waiting to Waltz A Childhood.

94.OF WOMAN BORN


Barangkali tak ada yang lebih alami dalam kodrat manusia

daripada arus energi di antara dua tubuh biologis serupa:

yang satu meringkuk di dalam tubuh lain

yang kemudian akan mengerahkan seluruh tenaga
untuk mendorong keluar yang satunya.

Darinya tumbuh akar kisah-kisah tentang

ketergantungan antar manusia yang paling dalam
dan keterasingan yang paling kelam.

Adrienne Rich (1929-2012).





96.SAJAK DENISE LEVERTOV


Aku ingin memberikan

sesuatu yang telah kubuat

beberapa kata di atas selembar kertas -

seolah-olah ingin mengatakan "Ini beberapa merjan biru"

atau, "Ini selembar daun cerah yang kupungut

dipinggir jalan" (karena memungut adalah memilih, dan
pilihan adalah sesuatu yang dibuat) .............

97.SAJAK SOPHOCLES 


Para wanita Athena

Siapkan bunga!
Theseus raja kita
akan pulang dengan jaya
dari membela nyawa wanita.

Para ibu Athena

siapkan suling dan rebana
inilah hari gembira
karena Theseus membela rakyatnya.

Zaitun keramat hutan Athena

siapkan sajian upacara
inilah hari yang jaya
kerna Theseus yang perwira
tak pernah lupa agama.

(dalam OIDIPUS BERPULANG).


98.SAJAK SOPHOCLES 


Siapa inginkan kebahagiaan?

Yang utama adalah kebijaksanaan.
Ini maknanya
tidak menentang kehendak Dewa.
Menentang alam,
akan dihajar oleh alam.
Bila kamu deksura
kamu akan dibikin hina.
Bila kamu sombong
kamu akan dibikin kosong.

(dalam ANTIGONE).


99.LAGU ANAK-ANAK VALESTIA

Kunang-kunang di langit malam

Meskipun kecil, kau pancar terang
Saat hatiku merasa muram
Indah kelipmu kan kukenang

Kunang-kunang di langit malam

Tuntunku pulang sebelum fajar
Walau dunia terasa kelam
Tidak berhenti kau berpijar

100.SESULANG


Memasuki permulaan-permulaan,

dalam kesangsian dan keyakinan
dan semua warna yang dipendarkan.

Mencintai adalah keberanian,

ketika harapan dan keputusasaan,
ialah pintu yang engselnya bertautan.

Lang Leav.



101.SAJAK-SAJAK ROBERT GRANT, RAINER MARIA RILKE, JOHN ASHBERY


O kabarkan kekuatannya, O nyanyikan keagungannya,

Yang jubahnya berupa cahaya, atapnya angkasa;
Kereta perangnya berbentuk awan guntur tebal,
Dan kelam jalannya di sayap badai.

(Robert Grant).


O bintang-bintang,

bukankah darimu timbul kerinduan sang kekasih
pada wajah orang tercintanya? Bukankah pengetahuan rahasianya
mengenai wajah murni kekasihnya berasal dari rasi-rasi bintang yang murni?

(Rainer Maria Rilke).


Kabut tipis melayang dari apa pun yang ada di alam.

Malam dingin, rapuh, dan penuh malaikat
Yang menguasai alam. Semua terang benderang,
Lonceng berdentang tanpa suara.
Kita bersatu akhirnya, walaupun terpisah jauh.

(John Ashbery).


102.SAJAK JOHN MILTON


Ke dalam jurang liar ini,

Rahim alam dan mungkin makamnya,
Bukan laut, bukan pantai, bukan udara, bukan pula api,
Tapi semua ini mengandung maksud, dan bergumul,
Kalut, dan demikianlah mereka terus bertarung,
Hingga sang pencipta agung memberi mereka,
Materi gelapnya, untuk menciptakan dunia-dunia lain,
Ke dalam jurang liar ini sang durjana yang awas,
Berdiri di tubir neraka dan menatap beberapa saat,
Merenungkan jalannya...

Paradise Lost.


105.PIDATO PRESIDEN AS THEODORE ROOSEVELT DI SORBONNE, UNIVERSITY OF PARIS.


It is not the critic who counts


The credit belongs to the man

Who is actually in the arena

Who strives valiantly

Who errs, who comes short
Again and again

Who knows great enthusiasm

Who spend himself in a worhty cause

Who at the best knows in the end

The triumph of high achievement

And who at the worst if he fails
At least fails while daring greatly.

106.SAJAK CLIVE BARKER

Besok pagi takkan ada matahari.
Tak ada bulan menghiasi malam.
Bintang-bintang pergi tanpa mohon diri.
Sajak ini memaklumkan cahaya yang akan padam.

107.SAJAK ANONIM

Malam turun menyelubungi hatiku.
Menyesakkan aku dengan duka lara.
Marilah kita bersyukur sebelum berpisah.
Sebab setidaknya hidup kita singkat saja.

108.SAJAK CHRISTOPHER CARRION

Bagai duri dan bunga di ranting yang sama,
Benci dan cinta di hatiku untuknya.
Dua kepingan, satu yang utuh.
Seperti kau dan aku, cintaku, jiwa kita satu.

109.SAJAK ZEPHARIO CARRION

Keputusasaan bisa diterima akal.

Tetapi tak satu pun hal berharga
Dalam hidupku
yang berasal dari akal
Tidak cintaku.
Tidak seniku.
Tidak pula surgaku.

Maka aku bisa berharap.

110.SAJAK KARNUS AU BELLONA

Semua yang kita miliki adalah apa yang kita
teriakkan ke tengah angin-
cara kita hidup. Cara kita berpindah.
Dan cara kita berdiri sebelum jatuh.

111.SAJAK AESCHYLUS

Bangkit dan pimpinlah tarian Takdir!

Lambungkan nyanyian yang dibenci makhluk fana...
Suarakan apa saja hak kita di bumi,
atas semua keturunan manusia
Mengayun kaki untuk menuntaskan dendam, itulah kita
Dia yang tangannya bersih dan tidak berlumur dosa
Maka tidak ada kemurkaan kita yang harus dia takutkan.

112.SAJAK NO NAME

Janganlah engkau takut pada jantung matahari
Begitu pula pada amukan badai musim dingin,
Engkau sudah menyelesaikan peranmu di dunia,
Pulanglah, dan terima bayaranmu;
Semua putra dan putri emas,
Seperti pula penyapu cerobong asap,
Harus kembali menjadi debu

113.SAJAK WALT WHITMAN

Siapa pun yang menggenggam tanganku sekarang,
Tanpa satu hal semuanya akan sia-sia,
Peringatanku jelas sebelum kau makin mendekatiku,
Aku bukan seperti yang kaukira, melainkan jauh berbeda.
Siapakah yang akan menjadi pengikutku?
Siapa yang akan mencalonkan diri untuk
mendapatkan kasih sayangku?
Jalannya mencurigakan, hasilnya tidak jelas,
mungkin malah merusak.
Kau harus mengorbankan semua hal lain,
akulah yang harus jadi satu-satunya acuanmu.
Masa pelatihanmu akan berlangsung lama dan melelahkan,
Kau harus mengabaikan semua teori lama tentang
kehidupanmu, serta semua kepatuhan terhadap
kehidupan di sekitarmu,
Jadi tinggalkan aku sekarang, sebelum kau bersusah-susah,
angkat tanganmu dari bahuku,
Jauhi aku dan pergilah.

(Helai-Helai Rumput).

114.LAGU YANG DINYANYIKAN DI JALAN SURGA

Mimpi!
Ubah dirimu dan bangkitlah
Tinggalkan benakmu, susupi benak lain.
Lelaki, jadilah perempuan.
Ikan, jadilah lalat.
Gadis-gadis, tumbuhkan janggut.
Anak-anak lelaki, jadilah ibu kalian.
Kini masa depan dunia tergantung
Pada rahim-rahim koral di balik mata kita.

N.N.

115.SAJAK PIERCE BROWN

Sekuntum bunga tumbuh di Mars. Warnanya
merah, kasar, dan sesuai untuk kondisi di tanah
kami. Namanya haemanthus. Artinya "bunga
darah".

(Dalam novel Red Rising).

116.SAJAK PIERCE BROWN

Cintaku, cintaku
Ingatlah tangisan ini
Ketika musim dingin berakhir demi langit musim semi
Tangisan itu semakin kuat dan semakin sengit
Tetapi, kita meraup bibit
Dan menyemai nyanyian
Melawan ketamakan

Dan
Jauh di lembah baka
Dengarkan Rieper mengayun,
Reaper mengayun
Jauh di lembah baka
Dengarkan Rieper berdendang
Dongeng musim dingin tamat sudah

Putraku, putraku
Ingatlah belenggu ini
Ketika kulit emas mau memerintah dengan tangan besi
Kita bangkit dan bangkit
Kita meraung dan menjerit
Demi hak kita
Alam berisi impian yang lebih berseri.

(Dalam novel Red Rising).

117.SAJAK ERNEST HEMINGWAY

Jangan pernah percaya seorang kulit putih,
Jangan pernah membunuh seorang yahudi
Jangan pernah tandatangani kontrak,
Jangan merusak bangku gereja,
Jangan mendaftarkan diri menjadi tentara;
Ataupun menikahi banyak istri,
Jangan pernah menulis untuk majalah;
Jangan pernah menggaruk penyakit gatalmu.
Selalulah letakkan kertas di tempat duduk,
Jangan percaya peperangan,
Jagalah dirimu tetap bersih dan rapi,
Jangan menikahi wanita-wanita sundal.
Jangan pernah membayar seorang pemeras,
Jangan pernah menuntut ke pengadilan,
Jangan pernah percaya penerbit,
Atau kau akan tidur di atas jerami,
Seluruh kawanmu akan meninggalkanmu
Seluruh kawanmu akan meninggal
Maka jalanilah kehidupan yang bersih dan sehat
Dan bergabunglah dengan mereka di langit biru.

118.OF BEING

I know this happiness
Is provisional;

the loomimg presences-
great suffering, great fear-

withdraw only
into peripheral vision;

but enluctabel this simmering
of wind in the blue leaves;

still this flood of stillness
widening the lake of sky;

this need to dance,
this need to kneel;

this mistery;

Denise Levertov.

119.NASIB

Nasib tidak tersenyum pada yang mencarinya:
Lembar mungil daun laurus ini
Telah tiba bersama tahun-tahun yang kasep.
Pada saat aku mengincar mencoba
Untuk dicintai
Oleh seorang perempuan berbibir ungu
Yang saban itu saban pula ia menolakku
Dan sekarang ia diberikan kepadaku ketika aku sudah jompo.
Sekarang ia tak punya lagi arti kepadaku.

Sekarang ia tak punya lagi arti kepadaku
Kehadapanku ia tiba
Sedikit
serupa
satu sekop
pasir
bagi bumi...

NICANOR PARRA.

120.PENGEMIS

Kita tidak bisa hidup di kota
Tanpa suatu kerja yang dipandang:
Polisi menjaga undang-undang.

Sementara ada yang menjadi tentara
Mereka mengucurkan darah untuk bumipersada
(semua ini terletak di antara tanda kutip belaka)
Sedangkan yang lain menjadi pedagang, penuh tipu
Yang menambahkan satu
dua atau tiga gram pada saban kilo prun jualannya.

Dan yang lain yang di sana adalah para pastur
Yang kemana-mana berjalan dengan buku di tangan.

Masing-masing tahu pekerjaannya.
Menurut kau apa gerangan profesiku?

Menyanyi
sambil memandang jendela terkunci.

NICANOR PARRA.

121.HAMLET

Keriuhan padam. Aku melangkah ke panggung, bersandar di ambang pintu
aku coba terka dari gaung yang jauh itu apa akan terjadi dalam masa hidupku.
Gelap malam membidikku dalam kesaksian seribu kaca gedung opera.
Abba, Bapa, dengan restumu,biarlah cawan ini kulewatkan.

Aku suka kehendakmu yang kokoh itu, dengan riang akan kujalani
peranku.
Tapi kini drama yang lain tengah dipentaskan: sekali ini biarkan aku menjadi.
Tetapi semua laku telah direncanakan dan ujung jalan ini tak terelakkan.
Aku sendiri: segalanya karam dalam kemunafikan orang Farisi.

Menjalani hidup tak sesederhana melintasi sepetak ladang*

*Larik terakhir ini adalah pepatah Rusia, dalam bahasa Inggris berbunyi
"To live your life is not as simple as to cross a field".

(Boris Pasternak).

122.FAJAR MENYINGSING

Kau adalah segalanya buatku, masa depanku.
Kemudian perang meledak dan segalanya musnah,
Dan untuk suatu ketika yang begitu lama, tiada ku
Terima daripadamu sebarang tanda, tiada secebis pun berita,
Dan ketika ini aku terdengar suara amaranmu
Melewati tahun-tahun yang duka dan pilu.
Waktu malam hari aku membaca Kitab Suci
Dan cuba membangkitkan semangatku untuk hidup lagi.
Aku ingin sekali bersama lain manusia, rakyat jelata,
Mengongsi kegembiraan waktu pagi mereka,
Bersedia membawa mereka ke jalan Tuhan,
Menghancurkan dari hati mereka bibit-bibit kesepian.
Lalu tiap hari aku akan berlari ke bawah
Menuruni tangga, dengan kelajuan menggila,
Seolah inilah kali pertama aku dibebaskan
Ke lorong-lorong bersalji yang lengang,
Lampu-lampu mula dipasang dalam bilik-bilik yang nyaman.
Lelaki-lelaki meminum teh, dan terburu-buru
Ke perhentian bas. Dan dalam masa sejam
Kau pasti tidak akan kenal perubahan pekan.
Salji mula berkepul dan menebarkan
Jala-jala putihnya di atas jalanan.
Lelaki-lelaki tergopoh-gopoh pergi ke pejabat
Tanpa mempunyai masa untuk bersarapan.
Hatiku bersama tiap seorang daripada mereka.
Untuk sesiapa pun yang dirundung duka nestapa,
Kuhilangkan diriku bagai salji dicairkan,
Dan ketika pagi ini suram, aku pun sedemikian.
Sepertimana juga kaum wanita, kanak-kanak dan pohon-pohon
Juga semua yang tak bernama, kini adalah sebahagian daripada diriku.
Mereka telah menghidupkan kembali jiwaku, dan dengan ini sebagai tanda
Aku tahu inilah kemenanganku yang sesungguhnya.

(Boris Pasternak).



125.SAJAK J.R.R.TOLKIEN

Raja di Bawah Gunung,
Raja yang kaya raya,
Yang harta bendanya menggunung
'kan kembali kepada miliknya!

Mahkota akan dipakainya lagi,
Dan harpanya akan dilaras.
Lagunya 'kan dinyanyikan kembali
Sementara istananya menggemakan emas.

Hutan akan bergoyang dan berdesah
Juga rumput di padang yang panas;
Hartanya akan mengalir berlimpah
Dan arus sungai menjadi emas.

Sungai akan mengalirkan kegembiraan,
Danau bersinar dan menyala,
Lenyaplah semua kesedihan
Kar'na Raja Gunung kini t'lah tiba!

(Dalam Novel Hobbits).

126.SAJAK J.R.R. TOLKIEN

Di bawah gunung yang tinggi dan gelap
Raja sudah kembali ke istana yang gemerlap!
Musuhnya sudah mati, Naga yang buas.
Musuh lainnya pun akan ditumpas.

Pedangnya tajam, panahnya cepat,
Tombaknya panjang, bentengnya kuat;
Hati kami pun tabah, gagah berani,
Para Kurcaci takkan menderita lagi.

Kurcaci membuat sihir dan tenung,
Palu berdentang s'perti lonceng dan genta
Di tempat gelap hantu hitam bergelang,
Dalam gua di bawah air terjun bergema.

Hiasan kalung bintang di antara angkasa
Hiasan mahkota api naga
Dalam untaian intn baiduri
Mereka hiaskan bulan dan matahari.

Kini singgasana sudah kembali dirampas!
Hai, sanak saudara, datanglah cepat!
Datang segera, lekas bergegas!
Raja butuh kerabat, sahabat, dan rakyat.

Kami berseru ke seberang gunung di sana,
"Kembalilah ke guamu yang tua!"
Di Pintu Gerbang, Raja menunggu.
Dengan harta berlimpah hadiah bagimu.

Raja t'lah kembali ke istana gemerlap
Di bawah gunung tinggi dan gelap
Naga ganas t'lah mati dibunuh,
Musuh lainnya pun akan jatuh!

(Dalam Novel Hobbits). 


127.SAJAK DAN BROWN

Dan itulah yang dilakukannya.
Dia menangisi kehidupan yang tidak bisa dikendalikannya.
Dia menangisi mentor yang tewas di depan matanya.
Dia menangisi perasaan kesepian luar biasa yang memenuhi
hatinya.
Tapi, yang terutama, dia menangisi masa depan...yang men-
dadak terasa begitu tidak pasti.

(Dalam Novel INFERNO).

128.INFERNO

A.Di tengah perjalanan hidup
Kudapati diriku di dalam hutan gelap,
karena jalan lurus itu telah hilang.

B.Sahabatku terkasih, terima kasih karena telah membantuku
menemukan jalan itu.
Dunia juga berterima kasih kepadamu.

(Dan Brown).

129.SAJAK DANTE ALIGHIERI

Tempat tergelap di neraka
dicadangkan bagi mereka
yang tetap bersikap netral
di saat krisis moral.

(Dan Brown dalam Novel Inferno).

130.CANTO XXV

Jika itu harus terjadi...jika puisi kudus ini...
karya yang begitu dicinta oleh langit dan bumi ini,
yang membuatku menderita selama tahun-tahun panjang
ini...
akan pernah mampu menanggulangi kekejaman
yang menghalangiku dari dekapan kasih
tempat kubersemayam.
seekor domba melawan serigala yang memeranginya...

(Dan Brown dalam Novel Inferno).

131.SAJAK INFERNO DANTE 1

Wahai kalian yang berotak gemilang,
cermati ajaran yang tersembunyi di sini...
di balik selubung bait-bait yang begitu kabur.

Berlututlah di dalam mouseion kebijakan suci bersepuh
emas,
dan letakkan telingamu di tanah,
dengarkan suara air menetes.

(Dan Brown dalam Novel Inferno).

132.SAJAK INFERNO DANTE 2


Tidak melakukan sesuatu apa pun berarti menyambut
neraka Dante-berjejalan dan kelaparan, bergelimang Dosa.
Maka, dengan sangat berani, aku bertindak.Beberapa orang akan
menciut ketakutan, tapi semua keselamatan ada harganya. Suatu
hari nanti, dunia akan memahami keindahan pengorbananku.

Aku meninggalkan masa depan di tangan lembutmu.
Tugasku sudah selesai. Dan kini sudah tiba waktuku untuk men-
daki kembali ke dunia di atas-dan menatap bintang-bintang.

(Dan Brown dalam Novel Inferno).

133.KEPADA ILAH YANG TAK DIKETAHUI

Dia meniupkan napas kehidupan, berkahnya adalah kekuatan.
Dewa-dewa agung menghormati perintah-perintahnya.
Bayangannya adalah kehidupan, bayangannya adalah kematian;
Siapakah Dia, yang kepadanya kita membawa kurban
persembahan?

Dengan kekuatan-Nya Dia menguasai dunia yang hidup dan
semarak
Dia mengendalikan dunia, dan manusia, dan binatang-binatang,
Siapakah Dia, yang kepadanya kita membawa kurban
persembahan?

Dengan daya-Nya dia menjadikan gunung-gunung, dan lautan, kata
mereka,
Dan sungai di kejauhan;
Dan semuaitu adalah tubuhnya dan kedua lengannya.
Siapakah Dia, yang kepadanya kita membawa kurban
persembahan?

Dia menciptakan langit dan bumi,dan menetapkan tempat mereka
menurut kehendak-Nya,
Mereka memandang-Nya dengan gemetar.
Matahari terbit memancarkan sinar atas-Nya.
Siapakah Dia, yang kepadanya kita membawa kurban
persembahan?

Dia mengamati perairan yang menyimpan kekuatan-Nya dan
menghasilkan kurban.
Dia adalah Sembahan atas segala Sembahan.
Siapakah Dia, yang kepada-Nya kita membawa kurban
persembahan?

Tidakkah Dia sanggup mencelakai kita, Dia yang menciptakan
dunia,
Yang menciptakan langit dan laut yang berkilau?
Siapakah Dia, yang kepadanya kita membawa kurban
persembahan?

VEDA.

(John Steinbeck dalam novel To A God Unknown).

134.SURAT CICERO

A."Roma! Berdiamlah di Roma,
kawanku yang baik, dan hiduplah dalam cahayanya!"

(Surat kepada Caelius)

B."Sungguh tak terkira pengabdianmu kepadaku-di dalam dan luar
rumah, di dalam dan luar Roma, dalam urusan pribadi dan umum,
dalam kajian dan karya tulisku..."

(Surat kepada Tiro).

(Robert Harris dalam buku Imperium).

135.THE CHAMPIONS

Champions aren't made in a gym;
Champions are made from something
They have deep inside them,
A desire, A dream, A vision.
They have to have last minute stamina,
They have to be a little faster.
They have to have the skill and the will,
But the WILL must be STRONGER than the SKILL.

(Mohammed Ali).

136.LIFE IS...

Life is an opportunity, benefit from it.
Life is beauty, admire it.
Life is a dream, realize it.
Life is a challenge, meet it.
Life is a duty, complete it.
Life is a game, play it.
Life is a promise, fulfill it.
Life is sorrow, overcome it.
Life is a song, sing it.
Life is a struggle, accept it.
Life is a tragedy, confront it.
Life is an adventure, dare it.
Life is luck, make it.
Life is too precious, do not destroy it.
Life is Life, fight for it.

(Mother Theresa/Ursula Andres).

137.SAJAK-SAJAK ALAN KURDI 

I have a sharply etched memory
of your mother from that trip,
showing you a herd of cows grazing in a field
blown through with wild flowers.

You have learned that mothers and
sisters and classmates can be found
in narrow gaps between concrete,
bricks, and exposed beams,
little patches of sunlit skin
shining in the dark.

I look at your profile
in the glow of this three-quarter moon.
my boy, your eyelashes like calligraphy,
closed in guileless sleep.

I said to you,
"Hold my hand.
Nothing bad will happen."

(Khaled Hosseini/Alan Kurdi: Sea Prayer).

138.RISKS

To love is to risk not being loved in return.
To live is to risk dying.
To hope is to risk despair.
To try is to risk failure.
But risks must be taken,
because the greatest hazard in life is to risk nothing.
The person who risks nothing,
does nothing, has nothing, and is nothing.
They may avoid suffering and sorrow,
but they cannot learn, feel, change, grow, love, or live.
Chained by their attitudes, they are slaves,
they have forfeited their freedom.
Only a person who risks is free.

(No Name).

139.TO EARTWARD

Cinta di bibir itu sentuhan
Semanis yang bisa kutahan;
Dan begitu terlalu besar;
Kuhidup di awang-awang

Yang melintasiku darihal-hal manis,
Aliran itu-itu wangi kesturikah
Dari sumber air anggur tersembunyi
Turuni bukit di senja hari?

Aku pusing, aku radang
Terkena semprotan kamperfuli
Saat kuambil, dia tergetar
Embun di buku jari.

Kuingin manis yang kuat, tapi ternyata
Tampak kuat saat aku muda;
Kelopak bunga mawar itu
Begitu menyengat,

Tak ada ceria tanpa asin garam
Yang tak diterpa perih mendalam
Serta keletihan dan kekeliruan;
Kuingin tanda

Dari aliran air mata, tanda lahir
Dari hampir terlalu banyak cinta,
Rasa manis kulit yang pahit
Dan cakar yang membakar.

Saat kaku dan sakit dan luka membekas
Kujauhkan tanganku
Agar tak bersandar dengan kuat
Pada rumput dan hamparan pasir,

Sakitnya tak cukup:
Kuingin lebih berat dan kuat
Hingga kurasakan dentuman tanah
Hingga seluruhku.

(Robert Frost).

140.NOCTURNAL

Air biru... bulan putih...
Di bawah cahaya bulan burung-burung bangau pada terbang.
Dengarkan! Apakah kau dengar gadis-gadis yang mengumpulkan
kastanye?
Mereka pulang malam, bernyanyi.

Li Po.
Terjemahan dari bahasa Cina ke Inggris oleh Shigeyoshi Obata.

141.PERTEMUAN DAN PERPISAHAN

Seperti aku ke bawah bukit sepanjang dinding
Ada sebuah gerbang yang padanya badanku condong untuk memandang
Dan seketika berubah dari waktu kulihat kau pertama kali
Seperti kau datang ke atas bukit. Kita bertemu. Tapi segala
Kita habiskan hari itu dengan pergaulan besar dan kecil
Jejak kaki di debu musim panas seolah kita melukis
Sosok kita jadi kurang dari dua
Tapi tetap lebih dari satu. Payungmu

Menunjuk desimal mati dengan satu dorongan dalam.
Dan sepanjang waktu kita bercakap kau tampaknya melihat
Sesuatu di bawah sana untuk tersenyum padanya dalam debu.
(Oh, itu tidak merugikanku!)
Kemudian kukunjungi masa lampau yang telah kaulalui
Sebelum kita bertemu dan kau adalah yang telah kulalui.

(Robert Frost).

142.SEBUAH WAKTU UNTUK BERCAKAP

Waktu seorang tman memanggilku dari jalanan
Dan memperlambat kudanya untuk memaknai perjalanan.
Aku tak tetap berdiri dan memandang sekitar
Pada semua bukit-bukit aku belum mencangkul,
Dan berteriak dari tempatku kini, Apa itu?

Tidak, tidak seperti ada sebuah waktu untuk bercakap.
Kudorong cangkulku di tanah sendu,
Ujung-pisau terangkat dan setinggi lima kaki,
Dan terus bekerja keras: Aku naik ke dinding batu.
Untuk sebuah kedatangan yang ramah.

(Robert Frost).

143.MUSIK BUMI

Dia menapaki jalan beku
kunci di sakunya bergerincing
dan dengan runcing ujung sepatu, linglung
ditendangnya sebuah
kaleng usang
yang sesaat menggulirkan kekosongan dinginnya
terhuyung sebentar dan berhenti
di bawah langit berpenuh bintang.

Jean Follain.
Terjemahan dari bahasa Perancis ke Inggris oleh Czeslaw dan Robert Hass.

144.SALJU

Tadi malam
Salju gugur berlimpahan:
Di atas atap,
Pada jalan setapak, di ladang-ladang.
Mungkin ia sehelai selimut
Yang melindungi kita dari beku.
Sebab itulah
Luruhnya cuma di puncak musim dingin.

Yun Dong-Ju.

145.SAJAK DR. ZHIVAGO

Masa akan berlalu. Masa-masa yang agung. Aku tidak akan lagi berada disini. Kita tidak harus kembali ke zaman bapa atau datuk kita kerana ini tidak diperlukan atau diingini.

Tetapi Kemuliaan, Daya Cipta dan Keagungan, setelah lama menghilang, akan mucul kembali. Ketika itu hidupmu akan diperkayakan, memberi lebih erti.

Kenanglah aku ketika itu.

(Boris Pasternak).

146.PAGI

Kelopak mawar telah mekar
Memanjang menyambut cahaya
Bunga lili terbangun
Dan menundukkan kepalanya
Pada angin sepoi

Tinggi di awan sang burung
Bernyanyi himne penuh kicau
Sementara bulbul yang riang
Dengan suara lembut berkata

"Mekarlah penuh, oh tanah indah
Rianglah negeri Iveria
Dan kau, oh Georgia, dengan belajar
Bawalah kegembiraan pada tanah airmu."

Joseph Stalin.

147.LAYAR DI LAUT (ILAPYC)

Putih layar itu dan sepi
pada biru abadi berkabut;
lari dari apa di pangkalan sendiri?
apa dicari dalam yang baru?

ombak ombak menggila dan angin melulung
dan tiang-tiang gemeretakan
sayang! ia bukan m'luputi sial
pun bukan memburu kemujuran

dibawahnya; arus, gelombang lazwardi.
diatasnya; dada emas matahari.
tapi ia, pemberontak-mengajak badai
seakan ada damai di dalam badai.

(Mikhail Lermontov).

148.FLORA

Jiwaku tengkurap diatas perutnya, merebah
mengintaikan pandang kepada bunga-bunga
dan kepada angin, bagaimana turun merendah,
Memandang bunga-bunga masih sebagai sesuatu yang
bermakna sudah tidak ada lagi artinya, betapa sayang.
Lama sudah kupunya flora sendiri hilang.

(Pierre Kemp).

149.BUAT JELITA JAUH

Kita tak pernah lagi saling berjumpa
Dunia memisah kita berdua.
Kadang sama-sama kita berdiri malam-malam di jendela,
Tapi kita lihat, lain masa lain bintangnya.

Negerimu begitu jauh terpisah dari negeriku:
Dari terang ke ujung kelam-hingga aku
Resah mengelana bersayap angan,
Padamu nanti hanya bisa menyalam dengan sedu penghabisan.

Tapi jika benar mimpi-mimpi raja
Bisa terbangkan rindu terdalam
hingga ke bintang paling sayup: maka aku akan datang, ya
Aku akan datang, setiap malam.

(Slauerroff).

150.JONGEUBSA (KEHENINGAN KEKASIH)

Wahai bulan meninggi di angkasa
Cahayanya jauh
Aku takut, engkau di pasar
dan mungkin melangkah di jalan berlumpur
aku berbaring penuh kecemasan
engkau mungkin berada dalam gelap.

(Manhae/Han Yong-Un).

151.SAJAK RUPI KAUR

inilah rahasia hidup
ujar ibuku
saat dipeluknya aku yang tersedu
ingatlah mawar yang kau tanam
di taman sepanjang tahun
mereka akan mengajarimu
betapa manusia
harus layu
gugur
tumbuh
kuncup
agar mekar lagi.

152.YANG PALING TERAKHIR

Perjuangan begitu bengis dan begitu tanpa ampun!
Perjuangan epik kata orang.
Aku tewas-yang lain akan menempati kedudukanku,
harga manusia rendah hari ini.

Tembakan maut-dan cacing-cacing-untuk selamanya!
Begitu sederhana, logis, apa kita dapat berbuat!
Namun dalam badai kita akan bersua lagi,
karena rakyatku sayang, kucintai kau demikian dalam!

(N.Y. Vaptsarov).

153.UNTUK GADIS YUNANI

Dikau dilahirkan untuk menyalakan
Imaji dari tiap penyair;
Untuk membuat ia resah dan memikat,
Dengan daya hidup dari tiap sapa menyambut,
Denan keasingan dari tiap bahasa ditimur sana,
Dengan pancaran sinar mata serupa mutu,
Dan dengan itu kaki mungil mengasyikkan...
Dikau dilahirkan bagi kenikmatan lama dirindukan,
Bagi pelepas kehendak akan kebahagiaan.
Katakan, bila penyanyi Leila
Dalam mimpi dari langit melikiskan
Tentang ideal tak tergantikan,
Bukankah dikau ia maksudkan?
Ia penyanyi lama ditelan derita dan berhati manis?
Mungkinkah di daerah jauh disana,
Dibawah langit Yunani suci,
Seorang penderita dari kehendak mencipta
Mengenalmu atau melihatmu dalam mimpi,
Dan kemudian bersemayam wajah tak terlupakan
Didalam itu hati penderita?
Mungkin dengan senandung penuh bahagia,
Seorang penenung meracunimu dengan bisa cinta,
Kemudian tiba sebuah getar tak disengaja
Dalam dadamu yang tak habis bangga,
Dan kemudian dikau terkulai dibahu itu penenung?
Tidak, tidak, Manisku, dengan hayal cemburu
Daku tak mau meracuni ini hati...
Lama asing bagi daku tiap getar bahagia,
Dan daku dilelahkan duka rahasia;
Daku takut, bahwa semuanya tak benar, apa yang dikata manis.

(Alexander Pushkin).

154.SAJAK ALEXANDER PUSHKIN

Jangan nyanyikan, Dewi, dihadapanku
Itu tiap senandung Georgia bernada duka,
Karena semua mereka mengingatkanku
Kehidupan lain dan pantai jauh disana.

Wahai, mereka mengingatkanku,
Itu tiap dendangmu tanpa belas,
Tentang steppa dan wajah jauh
Dari dara duka disinar rembulan.

Setelah kutatap wajahmu,
Daku lupa itu bayang manis pembawa lara;
Tapi kembali dikau menyanyi dihadapanku,
Dan kembali pula padaku datang ia.

Jangan nyanyikan, Dewi, dihadapanku
Itu tiap senandung Georgia bernada duka,
Karena semua mereka mengingatkanku
Kehidupan lain dari pantai jauh disana.

155.BUAT MORFEI

Moerfei, beri daku pelepas dahaga hingga fajar
Dari ini cinta lama terlara.
Datanglah, matikan lampu biar tiada berpijar,
Dan semua mimpiku jadikan nyata!
Larilah dari kenangan murung,
Dan hukuman perpisahan berbisa!
Biarkan kulahap pandangmu sayang,
Biarkan kukecap swaramu mesra,
Ach, andai jiwa ini kuasa
Lupakan cinta hingga malam lain tiba!

(Alexander Pushkin).

156.LAGU KASIH

Bagai selembarbeton yang hendak menimpa
ancaman maut sekali lagi menekan
cemas dan nyeri memagut dada
dalam jiwa kita, kita menggerutu "Perang!"

Kulihat kehebohan itu dimana-mana
ditiap cerobong pabrik dan corong asap
kulihat dia dimentari terbenam sana
dan di langit begitu biru begitu senyap

Bila seorang terkurung dan terkepung rapat
seperti kita dari tiap penjuru
maka apakah benar itu suatu dosa
jika ada sepotong hati untuk kasih sembunyi?

Dosakah itu...aku harap kau katakan...
jika sekalipun bengkel-bengkel riuhrendah
terbelah oleh peluru yang marah bersemburan
dan aku sempat berpikir "Masih kucintaikah dia?"

Ya, dunia cinta kita yang kurus
amat sempit, benarlah itu
itu sebabnya dengan mata menatap lurus
kulagukan begitu singkat lagu bagimu.

N.Y. Vaptsarov.

157.ARRIVEDERCI

Dengan seberaninya, buat yang penghabisan kalinya
Aku membelai-belai wajahmu yang kekasih di dalam pikiran,
Membangkitkan impian dengan kekuatan hati
Dan dengan rasa takut ang lemah dan
Dengan kemuraman mengenang cinta bagimu.
Tahun-tahun kita saling silih berganti berkejaran
Mengubah segalanya, mengubah kita
Tentunya engkau dengan pakaian gelap perkabungan
Diperuntukkan bagi penyairmu
Dan sahabatmu ini telah mati untukmu.
Damaikanlah sahabatku yang jauh
Rasa berpisah hatiku
Bagaikan seorang istri yang tanpa suami
Bagaikan seorang sahabat,
Yang memeluk sahabatnya dengan diam-diam
Menjelang pemenjaraannya

(Alexander Pushkin).

158.AKU DI SINI, INESILLA

Aku di sini, Inesila,
Aku di sini di bawah jendela.
Sevilla direngkuh
Kegelapan dan mimpi
Kegagahan menjejali aku,
Aku diselubungi jubah hujan,
Dengan sebilah gitar dan pedang
Aku di sini di bawah jendela.
Kau tidurkah? Dengan bunyi gitar
Kau bakal aku bangunkan.
Lelaki tua-kah yang bangkit dari tidurnya,
Dengan pedang aku akan baringkan dia.
Tingkap sutra
Pasangkan di jendela...
Mengapa kau berlama?... Tidakkah ada
Orang lain di sini?...
Aku di sini, Inesila,
Aku di sini di bawah jendela.
Sevilla direngkuh
Kegelapan dan mimpi.

(Alexander Pushkin).

159.SAJAK CHE GUEVARA

Aku tahu, ya... aku tahu jika aku keluar, sungai
menelanku. Inilah takdirku. Hari ini aku pasti mati. Tapi
tidak, kekuatan jiwa akan mengatasi segalanya. Ada
beribu rintangan. Kuakui itu. Tak akan aku keluar. Jika
harus mati, biarlah terjadi di gua ini.

Peluru, apakah yang dapat ia lakukan jika takdirku
adalah mati tenggelam? Tapi, akan kukalahkan takdir
itu. Kekuatan jiwa akan mengalahkannya.

Mati? Tentu saja!
Tapi ditembusi peluru, dirobek bayonet? TIDAK!
Tenggelam? TIDAK!
Kenangan akan mencatat namaku abadi.
Aku melawan!
Aku mati melawan!


160. DOA KETENANGAN (THE SERENITY PRAYER)

Tuhan, karuniakan kepadaku keikhlasan untuk menerima apa
yang tidak bisa saya upah,
Keberanian untuk mengubah yang bisa kita ubah,
Dan kebijaksanaan untuk memahami perbedaan di antara
keduanya.

161.BERJANJILAH KEPADA DIRI ANDA SENDIRI

Untuk menjadi kuat sehingga tak ada satu pun yang dapat
mengganggu ketenangan pikiran Anda.
Untuk berbagi kebaikan, kebahagiaan, dan kesejahteraan kepada
setiap orang yang Anda temui.
Untuk membuat semua teman Anda merasa bahwa mereka
memiliki sesuatu yang berharga di dalam dirinya.
Untuk melihat setaip sisi positif dari setiap masalah dan
mewujudkan optimisme Anda.
Untuk berpikir, bekerja, dan mengharapkan hanya yang 
terbaik.
Untuk senantiasa bersikap antusias terhadap kesuksesan orang
lain sebagaimana Anda antusias terhadap kesuksesan diri
sendiri.
Untuk melupakan berbagai kesalahan di masa lalu dan lebih
menekankan pada berbagai pencapaian yang lebih baik
pada masa mendatang.
Untuk selalu ceria dan memberikan senyuman kepada setiap
makhluk hidup yang Anda jumpai.
Untuk meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk mem-
perbaiki diri sehingga Anda tidak punya waktu untuk
mengkritik orang lain.
Untuk menjadi terlalu lapang dada untuk khawatir, terlalu
terhormat untuk marah, terlalu kuat untuk takut, terlalu
bahagia untuk membiarkan masalah terjadi.
Untuk berpikiran positif tentang diri sendiri dan mendeklarasikan
fakta ini kepada dunia. Bukan dengan suara yang keras,
melainkan dengan tindakan yang hebat.
Untuk hidup dengan keyakinan bahwa semua orang memihak
pada Anda, sepanjang Anda meyakini potensi terbaik
dalam diri Anda.

(Christian D. Larson: Optimist Creed). 

162.PARADOXICAL COMMANDMENTS

Seseorang cenderung tidak logis, tidak masuk akal, dan egois.
Meski demikian, cintai mereka.
Jika Anda melakukan kebaikan, orang akan menuduh Anda
memiliki motif-motif tersembunyi.
Meski demikian tetap lakukan kebaikan.
Jika Anda sukses, Anda akan menemukan teman yang salah
dan musuh sejati.
Meski demikian kejarlah kesuksesan itu.
Kebaikan yang Anda lakukan hari ini, akan dilupakan esok
hari.
Meski demikian, tetap lakukan kebaikan.
Kejujuran dan ketulusan membuat Anda mudah tersakiti.
Meski demikian, tetaplah bersikap jujur dan tulus.
Pria dan wanita dengan pemikiran hebat bisa kalah dari
pria dan wanita dengan pemikiran sempit.
Meski demikian tetaplah berpikir besar.
Seseorang mendukung mereka yang tertindas tetapi tetap
mengikuti para pemenang.
Meski demikian, tetaplah membela orang-orang tertindas.
Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun bisa hancur
dalam waktu semalam.
Meski demikian, tetaplah membangun.
Manusia benar-benar membutuhkan bantuan namun mereka
bisa memanfaatkan Anda.
Meski demikian, tetaplah bantu mereka.
Berikan yang terbaik kepada dunia, maka Anda akan habis
karenanya.
Meski demikian, tetap berikan yang terbaik yang Anda miliki
kepada dunia.

(Dr. Kent M. Keith).   

163.GADIS-GADIS MOOR DARI JAEN

Aku mencintai tiga orang anak gadis Moor
di Jaen
Axa dan Fatima dan Marien
Tiga orang gadis berkulit hitam dan manis
pergi memetik buah zaitun dan kutemui mereka berlalai
di Jaen
Axa dan Fatima dan Marien.....
Siapakah kamu yang menyita hidupku?
Dulunya orang Moor tapi sekarang Kristen, kata mereka
di Jaen
Axa dan Fatima dan Marien.

(Federico Garcia Lorca).

164.FAJAR

Lonceng-lonceng Cordoba pagi hari
Lonceng Granada fajar menyingsing
Mereka dengar kau bergema, semua gadis-gadis
yang meratapi irama lagu dukana
Gadis Andalusia di utara
dan di selatan
Gadis-gadis Spanyol berkaki ramping
dengan rok-rok berkibaran
membawa percikan cahaya
kepersimpangan jalan-jalan raya
oh, lonceng fajar Cordoba
dan oh, lonceng-lonceng pagi Granada.

(Federico Garcia Lorca).

165.NEGERI JANJIAN

Datanglah orang-orang Arab, Siria,
Datanglah orang-orang Jepang bermata sipit, orang-orang
Katalonia, Italia, Polan
Mereka yang terampas dari tanah-tanah lelah Benua Lama
datanglah, di sinilah negeri janjian
Kami mau berbagai tamasa alam dan roti kami dengan
kalian
Hanya
Tinggalkan sedikit buat kami.

(Raimundo Megelhaes Junior).

166.HASIL PEMBAPTISAN

Hasan muda
Agar bisa mengawini seorang Nasrani
Harus dibaptis.
Seolah dia orang Viking.
Pendeta memberinya nama Eric
Kini
Dia punya dua nama
Dan hanya seorang istri.

(Octavio Paz).

167.LADANG-RUMPUTAN

Aku kan pergi membersihkan mata-air di ladang-rumputan;
Aku hanya kan berhenti untuk menyingkirkan daun-daun itu
(Dan menanti sampai airnya jernih kembali, tentunya):
Aku takkan lama pergi--- Kau mari ikut saja.

Aku kan pergi menjemput anaksapi yang kecil itu
Yang berdiri disamping ibunya. ia masih begitu muda.
Ia terhuyung kalau ibunya menjilat-jilat tubuhnya.
Aku takkan lama pergi--- kau mari ikut saja.

(Robert Frost).

168.KEPADA FLOSSIE

yang memperlihatkan padaku
seikat mawar-halaman
yang disimpannya
dalam es

dipersiapkan bagi kencan
dengan teman-teman
untuk suatu makan malam
besok lusa

Bukankah mawar itu indah! Kau tak dapat
mencium baunya
sebab mereka beku-dingin

tetapi bukankah---
dalam kertas
lilin pada
saat itu nanti--- indah sekali!

(William Carlos Williams).

169.KEMATIAN SEORANG PEMAIN MUSIK
JAZZ

Aku bermimpi: ketika kumati jukebox dimainkan,
Kedalam kotak-kotak tembaga mata-uang dimasukkan;
Duabelah mata-uang diwajahku istirah dingin bersinar
Ketika tukang perahu menyeberangkan bayang-bayangku tipis
kemalam.

Kuimpikan jukebox dimainkan. Kulihat nyala
menjolak dari piringan-hitam yang mencetak namaku,
terasa api bagai musik menyapu bumi yang dingin-
Dan tukang perahupun terus maju membawaku, tanpa
suara.

(William Jay Smith).  

170. PROSES SEJARAH

teluk ini beku
kereta-luncur menggelincir atas es.
jadi apa maunya.
engkau merdeka.
engkau bisa berbaring.
engkau bisa bangkit kembali.
tak jadi soal tentang namamu.
engkau bisa menghilang
dan kembali.
itu mungkin saja.
seorang pejuang berteriak diseberang lautan
walaupun bila seseorang mati
surat-surat masih datang untuknya.
tak banyak nilai-nilai dirugikan.
engkau bisa tidur
itu mungkin saja.
pemecah-es akan datang menjelang pagi.
kemudian kereta-kereta luncur akan pergi
terowongan yang mereka lalui sempit
air akan membeku lagi menjelang pagi
jadi apa maunya.
tak jadi soal tentang namamu.

(Hans Magnus Enzensberger).

171.SAJAK NO NAME

Aku minta Kehidupan memberiku satu sen.
Dan Kehidupan memberiku tidak lebih.
Tetapi, di sore hari aku mengemis,
Ketika kutahu persediaanku tinggal sedikit.

Kehidupan seperti pemberi kerja
Ia memberimu apa yang kau minta
Tetapi, begitu kau meminta bayaran,
Tentu saja, kau harus mengerjakan tugas.

Aku bekerja dengan bayaran yang tak berarti,
Hanya untuk mendapati, tertegun,
Bahwa berapapun bayaran yang aku minta dari Kehidupan,
Kehidupan pasti akan dengan senang memberikannya.

(Dari buku Napoleon Hill: Think And Grow Rich).

172.SAJAK NO NAME

Jika kau pikir kau kalah, kau kalah.
Jika kau pikir kau tidak berani, kau tidak berani.
Jika kau ingin menang, tetapi berpikir kau tidak bisa,
Hampir pasti kau takkan bisa.

Jika kau pikir kau akan kalah, kau sudah kalah
Karena di dunia kita tahu,
Sukses berawal dari kemauan orang
Semua ada di pikiran.

Jika kau pikir kau kalah kelas, kau kalah kelas,
Kau harus berpikir tinggi untuk naik,
Kau harus yakin pada dirimu sendiri
Sebelum kau mampu memenangkan hadiah.

Kemenangan dalam kehidupan tidak selalu berpihak
Kepada yang lebih kuat atau lebih cepat
Karena cepat atau lambat pemenangnya adalah
Mereka yang berpikir dirinya bisa!

(Dari buku Napoleon Hill: Think And Grow Rich).

173.BUNGA YANG TELAH KUBERIKAN KEPADA PUTRIKU

Rapuh mawar putih dan
Rapuh tangannya yang memberikan
Yang jiwanya lebih layu dan pucat
Dari pada kelesian gelombang zaman.

Kerapuhan dan kemolekan mawar
- Tapi lebih rapuh lagi keliaran mengagumkan
Yang didalam matamu halus kausembunyikan,
Anakku yang biru uratmu.

(James Joyce).


174.(CHAMBER MUSIC) XXI

Ia yang kelihatan jaya
Maupun tak 'nemukan satupun jiwa
Untuk mengikut jiwanya,
Diantara musuhnya dalam cemooh dan gusar
Menjunjung pada keluhuran kuno
Satu itu, yang tak tersesuaikan-
Cintanya yang jadi temannya.

(James Joyce).
Terjemahan: Nugroho ns.

175.DI BELAKANG MOBIL

Tiba-tiba kamu tidur
kesunyianmu menyusup badanku

ku merasa agak selamba
bahwa kemudian ku memandangi wajahmu

Bibir-bibirmu sedikit terbuka
pelupuk pelupuk matamu tertutup dramatis

selamba sungguh hanya sebentar
waktu itu demikianlah keadaannya

kamu tidur aku bangun
rupanya semua biasa sekali.

(Remco Campert)
vert: : Linde Voute.